ㅤ
Dua hari menjelang natal, adalah hari dimana empat bersahabat selalu merayakan hari ulang tahun dari anggota tertuanya; Moonbyul.
Namun kali ini mereka tidak hanya berempat, ada dua orang tambahan yang ikut meramaikan acara bakar-bakar mereka. Irene dan Solar nampaknya benar-benar sudah mulai masuk kedalam sirkel pertemanan sahabat kepompong itu, meski Seulgi masih bertanya-tanya bagaimana Solar dan Moonbyul bisa menjadi seakrab itu.
Solar memang masuk ke SMA yang sama dengan Seulgi, kembali menjadi adik kelasnya, dan sepertinya semenjak itu Moonbyul mulai berteman baik dengan Solar. Mungkin lain kali Seulgi akan menanyakan detailnya pada Moonbyul.
"Bisa nggak?" untuk kesekian kalinya Wendy bertanya pada Lisa yang sedang mencoba menyalakan arang.
"Bisa, Wen! Sabar dikit napa?!"
Solar sedang mengupas kulit jagung, Moonbyul sedang memasang tusukan jagung bakar pada jagung yang telah dikupas Solar, sedangkan Seulgi dan Irene sedang menancapkan tusuk sate pada sosis. Sebenarnya Wendy bertugas membuat bumbu untuk olesan jagung, namun karena terlalu exited jadi Wendy sudah membuat bumbu itu dari rumah hingga sekarang ia lebih memilih merecoki Lisa.
ㅤ
"Bakar ayam kayanya enak nih Seul?" Wendy menjauhi Lisa karena asap dari arangnya terus mengejar Wendy.
Seulgi sudah selesai menusuki sosis yang akan mereka bakar nanti, ia mengingat-ingat apakah masih ada daging ayam di kulkas atau tidak.
"Ntar aku liat di kulkas ada nggak." Seulgi bangkit dan masuk kedalam dapur.
Karena orang tua Seulgi sedang ke luar kota, mereka merayakan ulang tahun Moonbyul di rumah Seulgi, sekalian mereka akan menginap menemani Seulgi yang sendirian di rumah.
Irene menyusul Seulgi ke dapur untuk mengambil piring, dilihatnya Seulgi yang masih berdiri didepan kulkas yang terbuka sambil memegang ponsel yang menempel di telinganya.
"Yang.. ayam upin-ipin ya, Mah?" Seulgi menoleh kearah Irene yang mendekat kearahnya.
"..."
"Ya, Mah. Dadah." Seulgi mematikan panggilan suara dengan mamanya.
Seulgi mengambil satu bungkus daging ayam dari dalam freezer, menuangkannya kedalam baskom lalu membersihkannya di wastafel.
"Udah nyala kan apinya?" Seulgi bertanya pada Irene yang berdiri disebelahnya.
"Udah, jagungnya juga udah ditaroh dibakaran."
Irene asik mengamati si gadis beruang, piring yang ia butuhkan sudah ia dapatkan dari tadi.
Seulgi yang merasa diperhatikan menoleh kearah Irene, "Kenapa?"
"Enggak papa." Irene terkekeh.
Dengan natural mereka saling mendekatkan wajah dan menempelkan bibir mereka sekilas, menciptakan suara kecupan pelan yang merambat kedalam telinga keduanya.
Lisa masuk kedalam dapur menuju wastafel hendak mencuci tangannya, ia berdiri disebelah Seulgi yang sedang menyayat-nyayat daging ayam, sedangkan Irene sudah berlalu ke luar.
"Wah ayam upin ipin!" girang Lisa sembari mencuci tangannya, sedangkan Seulgi hanya tertawa pelan.
ㅤ
. . .
ㅤ
Jam sudah menunjukkan pukul 00.19, Irene dan Solar tertidur diatas kasur Seulgi, Moonbyul dan Wendy juga sudah terlelap di kasur lipat yang Seulgi gelar, sedangkan Seulgi dan Lisa terlihat masih betah bermain kartu.
"Tumben belum ngantuk, Seul?" Lisa mengambil satu kartu dari tumpukan yang tertutup, menimang-nimang hendak menyimpannya atau membuangnya.
"Ntar lagi..." kini giliran Seulgi yang mengambil kartu paling atas dari tumpukan yang tertutup, menyimpan kartu itu dan membuang salah satu kartu lamanya.
"Btw Seul..."
Seulgi mengamati Lisa yang menggantung kalimatnya.
"Tadi aku liat loh." Lisa membuang salah satu kartu lamanya setelah menyimpan kartu yang baru diambilnya.
"Liat apa?" Seulgi memicingkan matanya.
"Di dapur..." Lisa menatap Seulgi lalu memajukan bibirnya, memberikan gestur mengecup angin.
Seulgi tertegun, otaknya memproses maksud dari gestur Lisa, ia mencoba tidak panik saat menyadari bahwa yang dimaksud Lisa adalah tentang dirinya dan Irene yang berciuman didapur.
Seulgi menutup salah satu kartu lamanya, dan meletakkan empat kartu terbuka disebelahnya : love AS, love K, Love Q, dan love J.
"Empat satu!"
Lisa membanting kartunya mengetahui bahawa ia kalah lagi, sedangkan Seulgi hanya tertawa.
"Ah lawan Seulgi pasti kalah!" Lisa menggerutu pelan, tidak ingin membangunkan teman-temannya.
ㅤ
Mereka berdua terdiam namun tetap saling memandang, Lisa memiringkan kepalanya mengejar respon Seulgi atas pernyataannya tadi.
Seulgi menelan ludahnya, menggaruk pipinya yang tidak gatal lalu tersenyum malu-malu.
Lisa mengerti dan memberikan smirknya, "Diam-diam menghanyutkan ya kalian?!" ledeknya.
Seulgi makin malu, wajahnya mulai terasa panas.
"Rahasia Lis!" bisik Seulgi.
"Nasi padang lah!" Lisa menaik-naikkan kedua alisnya.
"Gampang lah besok." Seulgi meraup kartu-kartu didepannya, menyusunnya tertutup dan mulai mengocoknya lagi.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Masa' Gitu?
FanfictionBagaimanakah kisah persahabatan Alnaya Seulgi dan Irene Elenora pada masa SMA mereka? Season 2 dari Middle School. Better you read Middle School first 😉