ㅤ
Seulgi duduk diatas motor beat street hitamnya yang terparkir didepan sekolah Irene, beberapa murid yang keluar dari sekolah kejuruan itu berbisik-bisik melihat Seulgi yang mengenakan seragam dari SMA lain.
Karena senin ini tidak ada upacara maka Sekolah Seulgi keluar lebih cepat dari biasanya, ia bahkan ijin tidak mendampingi adik kelasnya latihan untuk persiapan upacara tujuh belas Agustus yang akan dilaksanakan senin depan.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri, Irene berjalan bersama Joy dan teman-teman barunya yang tidak Seulgi kenal. Seulgi berdiri dan melambai kearah Irene yang terlihat kaget melihat keberadaan Seulgi, untungnya Irene tidak lari atau pergi menghindari Seulgi.
Irene memisahkan diri dari Joy dan teman-temannya, terlihat teman-teman Irene yang kasak kusuk sepertinya menanyakan pada Joy siapakah gerangan gadis dari SMA lain itu.
Seulgi masih terpesona dengan penampilan baru Irene yang kini telah mengenakan seragam putih abu-abu sepertinya, dengan rambut digerai bebas yang menjadi favorit Seulgi, Irene tampak sempurna dimatanya.
Seulgi memasang kedua telapak tangannya didepan dada, menghalau serangan yang akan ia dapatkan, Seulgi tau Irene akan melayangkan tangannya seperti biasa saat ia kesal pada Seulgi. Tawa pelan keluar dari bibir Seulgi, senyum bulan sabit yang otomatis terukir di wajahnya membuat beberapa siswa yang melihat menjadi terpesona.
ㅤ
Setelah puas melayangkan pukulannya yang tidak keras itu, Irene merapikan rambutnya lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada, obsidiannya dan monolid Seulgi bertemu.
"Udah?" Seulgi tersenyum gemas melihat Irene yang terlihat ketus.
"Hm."
"Kamu ada acara nggak?"
"Kenapa?" Irene bertanya masih dengan nada yang ketus.
"Jalan-jalan yuk?" Seulgi mengulurkan helm bogo hitam yang memang dulu Seulgi beli untuk dipakai Irene disaat mendadak seperti ini; khusus Irene.
Masih dengan ekspresi cemberutnya, Irene menerima helm pemberian Seulgi. Seulgi bergegas naik ke motornya setelah memastikan Irene memakai helmnya.
"Mau kemana?"
"Udah naik aja dulu!" Seulgi tersenyum manis, tidak mengetahui bahwa Irene mati-matian menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembulnya.
Setelah Irene naik, Seulgi menstater motornya. Irene melingkarkan lengannya di perut Seulgi karena ia membonceng dengan posisi miring, ditambah jok motor Seulgi yang licin selicin prosotan taman kanak-kanak tadika mesra.
Seulgi mengangguk kearah Joy dan teman Irene yang lain, sedangkan Irene melambaikan tangannya.
Di perjalanan mereka tidak banyak bicara, sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Tujuan pertama Seulgi adalah perpustakaan kota, ia hendak mengembalikan novel yang telah selesai ia baca dan mencari seri berikutnya. Seulgi termasuk tipe orang yang harus melakukan sesuatu sesuai urutan, begitupun dengan membaca novel.
ㅤ
"Aku mau ngembaliin novel dulu, nggak papa kan?" Seulgi mengambil helm dari tangan Irene dan mengaitkan talinya di spion motor menyusul miliknya.
Irene mengangguk, bahkan baginya tidak masalah jika Seulgi mau mengajaknya seharian di perpustakaan sekalianpun.
Seulgi sedikit merapikan rambut Irene, lalu tangannya beralih meraih tangan Irene untuk ia genggam. Hal-hal seperti inilah yang membuat Irene bingung, mengapa Seulgi yang notabene-nya hanya sahabat malah bisa semanis ini daripada pacar Irene. Dan juga mengapa Irene merasakan jantungnya berpacu begitu cepat saat Seulgi berlaku manis padanya, bukanya hal seperti ini wajar terjadi diantara sahabat, apalagi mereka sama-sama perempuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Masa' Gitu?
FanfictionBagaimanakah kisah persahabatan Alnaya Seulgi dan Irene Elenora pada masa SMA mereka? Season 2 dari Middle School. Better you read Middle School first 😉