18. Morning Kiss

824 91 17
                                    

Irene terbangun karena mendengar suara adzan subuh yang bergema sangat kencang dari masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah Seulgi. Matanya mengerjap, mengingat-ingat dimana ia berada, ia teringat bahwa ia tengah menginap dirumah Seulgi setelah merayakan ulang tahun Moonbyul semalam.

Irene terduduk, kepalanya menoleh kearah Solar yang tertidur dalam pelukan Moonbyul. Irene mengerutkan keningnya melihat pemandangan itu, ia tahu bahwa Solar sedang dekat dengan Moonbyul tapi ia tidak tahu apakah mereka pacaran atau tidak. Matanya kembali menelusuri sudut lain, Lisa dan Wendy terlihat tertidur pulas di atas kasur lipat, matanya terus menelusuri seluruh ruangan, salah satu dari mereka tidak terlihat.

Irene memutuskan untuk keluar dari kamar, samar-samar telinganya mendengar suara tv dari ruang tengah. Dilihatnya Seulgi yang tidur dalam gelap di sofa dengan tv yang menyala, sudut bibirnya terangkat. Tanpa berpikir dua kali Irene berjalan mendekati Seulgi, ikut masuk kedalam selimut dan merebahkan diri, menjadikan lengan kiri Seulgi sebagai bantalan.

Seulgi terbangun saat merasakan ada yang memeluk tubuhnya, matanya mengerjap melihat silau tv yang menyala. Ia menunduk karena lenganya tertindih sesuatu, hanya cahaya dari tv yang membantu pengelihatan Seulgi, namun tidak sulit baginya mengenali wajah Irene yang tengah mendongak menatapnya.

"Rene?" suara Seulgi serak khas orang bangun tidur.

Tidak ada jarak diantara mereka karena memang sofa yang mereka tiduri tidak terlalu lebar, mata keduanya bertemu.

"Hm." Respon Irene sekedar untuk meyakinkan Seulgi bahwa ini benar dirinya.

Seulgi mengucek matanya yang terasa gatal karena masih mengantuk, namun gerakannya terhenti saat merasakan tangan hangat Irene mengusap pipinya. Keduanya tersenyum, tangan Seulgi berpindah melingkari tubuh mungil Irene.

"Pagi, cantik..." Seulgi mengecup kening Irene.

"Pagi, kak Bear."

Irene menenggelamakan dirinya dalam pelukan Seulgi dan kembali mendongak. Dipandangnya wajah menggemaskan Seulgi saat bangun tidur, Irene tidak bisa menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi Seulgi.

Melihat Seulgi yang meringis membuat Irene mengusap pelan bekas cubitannya, kemudian usapanya sedikit turun mengusap rahang Seulgi.

Seulgi tahu apa yang Irene inginkan, tangan Seulgi terangkat menyelipkan anak rambut Irene kebelakang telinga dumbonya. Dengan cepat Seulgi memajukan wajahnya dan mengecup bibir Irene, namun Seulgi heran karena Irene malah cemberut.

"Why?"

Irene menggerakkan tubuhnya hingga ia berada diatas tubuh Seulgi, kedua tangannya ia tempatkan pada kedua bahu Seulgi. Seulgi tersenyum menyadari kelincinya menginginkan lebih dari sekedar kecupan.

Irene menyingkirkan jarak diantara mereka, mulai melumat bibir Seulgi. Tidak ingin mengecewakan kelincinya, Seulgi dengan cepat membalas lumatan Irene, mengimbangi permainannya. Tangan Seulgi tidak tinggal diam, diusapnya lembut punggung Irene agar gadis itu tau bahwa Seulgi menikmati permainan mereka.

Irene kelimpungan, ia menginginkan lebih. Digigitnya pelan bibir bawah Seulgi, memberi sinyal agar Seulgi membuka mulutnya. Seulgi mengerti dan membuka mulutnya menyambut lidah Irene dengan lidahnya.

"Mmh-"

Desahan keluar dari bibir keduanya, tangan Irene bergerak mengusap sisi leher Seulgi lalu naik menangkup rahang tegas si beruang, sedangkan tangan Seulgi merayap turun memijat lembut pinggang gadis diatasnya.

Suara kecapan yang mereka ciptakan tidak lebih kencang dari suara tv yang berbunyi rendah, bibir keduanya saling memagut penuh hasrat. Lidah mereka bertemu, saling bergulat bertukar saliva.

Irene menyudahi sesi morning kiss mereka, dipandangnya Seulgi yang terengah sama seperti dirinya, tangan Seulgi masih setia memberikan pijatan lembut di pinggangnya. Irene mengusap sudut bibir Seulgi yang basah oleh saliva mereka dengan ibu jarinya, bibir Seulgi melengkungkan senyum, senyum yang hanya ia perlihatkan untuk Irene.

"Thanks for the morning kiss."

Seulgi tidak bisa berbohong bahwa ia mati-matian menahan dirinya agar tidak menyerang Irene, ia selalu merasa panas saat berciuman dengan Irene, terasa berbeda saat ia berciuman dengan Sunmi.

"You are welcome..."

💬 : Inget Ren, kamu punya pacar
🐰 : Apa itu pacar?

Double up deh for reader tercintah 👌

Sahabat Masa' Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang