🌿PART 5🌿

375 44 0
                                    


__________🍀🍀🍀__________

Apa benar semua akan baik-baik saja?

Dendelion.

__________🍀🍀🍀__________

__________🍀🍀🍀__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suaranya kalah keras dari derasnya hujan kala itu. Bahkan suara hembus angin masih mampu terdengar. Rasa itu terus terkurung dalam sikap pengecutnya. Hari demi hari mereka lalui dengan biasa.

Di hari minggu yang dimana seharusnya mereka habiskan untuk berlibur atau hanya sekedar berkumpul di rumah. Tapi itu tidak terjadi. Aska, dia masih berdiri di tempat yang sama tanpa beranjak sedikit pun. Dari balik kaca ini Aska dapat melihat atau bahkan mungkin merasakan apa yang tengah kakaknya rasakan.

Entah apa yang tengah Aska pikirkan hingga tiba-tiba rasa rindu itu menyeruak ke permukaan hatinya. Mereka begitu dekat tapi Aska rindu, merindukan bundanya. Untuk sesaat Aska menghela nafas dalam-dalam sebelum berbalik arah.

Dari arah kanan datang Shaka bersama Eleena. Sesaat mereka sampai di depan Aska padangan mereka langsung terarah pada pemandangan di dalam ruangan. Hati kakak mana yang tidak teriris melihat adik yang di sayanginy terbaring lemah di atas brankar, Aksa harus rela melakukan hal ini secara berulang-ulang demi untuk mampu bertahan hidup.

"El lo masuk gih, Aksa pasti senang lo ada di samping dia di saat seperti ini. Buat di lupain rasa sakitnya meski sebentar aja." Pinta Aska yang langsung di angguki oleh Eleena.

Kini tinggal menyisakan Shaka dan Aska yang masih berdiri. Shaka menatap lekat wajah saudara bungsunya. "Kepikiran soal apalagi Ka?," tanya Shaka.

"Bukan-"

"Bukan itu yang mau gue dengar!," Tegas Shaka. Aska kembali menoleh ke dalam ruang rawat Aksa, dimana di sana ada dua perempuan yang tengah tersenyum hangat. Namun senyum itu bukan untuk dirinya.

Oke!, Shaka mulai tahu apa yang tengah di pikirkan Aska. Shaka menepuk pelan pundak adiknya sebelum memeluknya dan membisikan sesuatu.

"It's oke Ka, lo nggak kehilangan siapa pun. Lo nggak akan kekurangan kasih sayang sedikit pun, gue nggak akan ngebiarin adik gue yang cengeng ini kesepian. Semua akan baik-baik aja..Ka"

Wardana mengakat kedua alisnya melihat anaknya yang masih berpulakan dan tak menyadari kehadirannya. "Ekhmm, kok ayah nggak di peluk juga?," tanyanya dengan nada seolah-olah merajuk.

Shaka dan Aska langsung melepaskan pelukannya dan berdiri dengan sedikit jarak di antara mereka. Shaka menggaruk tengkungnya yang tidak terasa gatal. Aska dan Wardana tertawa melihat wajah Shaka yang tiba-tiba memerah.

"A..ayah sejak kapan di situ?."

"Beberapa detik yang lalu. Shaka Shaka kenapa harus malu coba, justru ayah bangga sama kamu. Kamu bisa mengayomi adik-adik kamu, bahkan papa mau terima kasih sama kamu. Di saat ayah lagi kerja kamu mau bantuin bunda kamu jagain Aksa sama Aska."

Dendelion🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang