🌿PART 42🌿

194 35 0
                                    

"Lagi marahan?" Aska dengan santainya mengambil mangga di dalam mangkuk yang sudah Shaka potong sebelumnya, "marahan sama siapa?" Tanya Aska balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lagi marahan?" Aska dengan santainya mengambil mangga di dalam mangkuk yang sudah Shaka potong sebelumnya, "marahan sama siapa?" Tanya Aska balik.

"Lo lagi marahan sama Aksa?" Ulangnya dengan penuh penekanan.

"Oh..." kembali Aska melahap mangga itu tanpa izin dari sang kakak. "Enggak tuh."

Sebelum Aska mengambilnya lagi Shaka sudah lebih dulu menyembunyikan mangganya di sisi kiri dan sedikit memungguinya. "Cih..pelit!" Hardik Aska.

"Cih..pembohong."

"Gue nggak bohong!"

"Gue juga nggak pelit." Kata Shaka menirukan adiknya.

Dengan kasar Aska menyandarkan punggungnya pada kepala kursi sembali menghela nafas kasar. "Aska marah sama gue gara-garanya-" Aska mengantupkan kedua bibirnya, hampir saja dia keceplosan.

Shaka sudah mendengarkan dengan serius tapi hanya itu yang di dengarnya. Bukan suatu yang mudah membuat anak itu terbuka selain kepada kembarannya, "gara-gara apa bego?!" Kesalnya.

"Gara-gara gue yang selalu gangguin dia waktu telponan sama El."

Shaka tahu kalau adiknya itu tengah berbohong. Kalau Aska tidak mau memberi tahu mungkin Aksa akan memberi tahunya. Namun nanti, sekarang mereka hanya di rumah berdua.

Kedua orang tuanya tengah ada urusan di luar, entah apa itu karena mereka tidak memberitahukannya. Sedang Aksa, anak itu tengah berkencan dengan kekasihnya.

"Gimana sama kuliah lo?"

"Lancar-lancar saja." Jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar tv. Si spons kuning beserta kawan-kawannya adalah tontonan favoritnya dari dulu.

"Bang kita sebenarnya mau pakai jas apa batik sih?"

"Jas bagus sih, tapi batik lebih bagus kalau buat gue. Pakai jasnya nanti saja kalau lo nikah bang." Shaka mengangguk setuju, boleh juga.

Tapi kenapa baru ngomong sekarang coba.

"Bunda sudah buat bajunya belum ya? Kalau sudah buat kan aduhh."

"Tahu dah. Coba nanti tanya."

"Ka, lihat deh foto pernikahan ayah sama bunda!" Aska otomatis menatap bingkai besar yang terpajang di dinding posisinya tepat berada di atas televisi.

Sepasang suami istri itu tampak tersenyum bahagia. Tampan dan cantik, batin Aska. "Kelak kita juga akan ada di posisi itu dan gue mau foto itu terpajang di dinding situ. Enak kan lihatnya"

"Gue, Aksa, dan elo."

Aska tersenyum simpul, "iya bagus."

Shaka menyenggol lengan Aska seraya tertawa, "Nggak usah di pikirin itu masih lama. Fokus kelarin kuliah lo dulu."

__________🍀🍀🍀__________

"Oh ya kamu mau datang ke acara ulang tahunya Kenzo?" Dahi Aksa sedikit berkerut mendengar pertanyaan Eleena. "Ya! Jangan bilang kamu nggak tahu, Aska belum kasih tahu kamu?"

Dendelion🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang