🌿PART 28🌿

200 33 0
                                    

__________🍀🍀🍀__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________🍀🍀🍀__________

Setelah percakapan haru antara seorang ibu dan anaknya yang membuat sang kepala keluarga Wardana ikut menangis haru. Kanaya bertekad dalam hati, ia tidak akan lagi mengulangi sikap bodoh dan jahatnya dulu.

Selesai makan-makan semua langsung berkumpul di depan tv. Reno dan Kenzo merekomendasikan sebuah film komedi yang sempat mereka tonton beberapa hari yang lalu. Suara tawa yang menggema, sorot mata yang begitu bahagia. Shaka sampai memegang perutnya sebab sering tertawa juga suara tawa dia yang paling keras dari yang lain.

"Bunda mau kemana?," tanya Aksa melihat Kanaya bangkit dari posisi duduknya.

"Bunda mau buat minuman lagi sama ambil cemilan. Tuh sudah habis semua."

"Biar Aska saja bun. Bunda di sini saja!." Tanpa mendengar perkataan Kanaya Aska langsung pergi ke dapur.

Malam-malam begini enaknya sih minum yang hangat, tapi es buah juga tidak masalah. Ah, Aska jadi bingung mau buat apa. Tadi sih bundanya buat sirup rasa jeruk sama leci, "susu jahe enak kayanya." Gumamnya sembari mencari jahe di antara bumbu-bumbu dapur.

Tidak susah buat Aska membedakan antara jahe, lengkuas, kencur. Begini-begini dia juga bisa masak walau cuma masak mie. Tetap saja bisa masak kan.

Sesudah mendapatkan jahenya, Aska mengambil sekitar lima jahe. Ia langsung mencucinya bersih dan membakarnya di atas kompor. Dengan menggunakan alat bakar yang berbentuk kotak dengan garis vertikal dan horizontal.

Menunggu sampai jahenya wangi Aska mengambil susu di dalam kulkas. Menuangkan susu ke dalam panci secukupnya, dan merebusnya. Bersamaan dengan itu jahe yang ia bakar tadi sudah siap tinggal Aska geprek dan masukan ke dalam panci berisi susu.

Aska menambahkan gula sebagai pemanis. Uh, harumnya sungguh memanjakan penciuman Aska.

Saking fokusnya Aska sampai tidak sadar  ada suara derap langkah kaki yang mendekat. Orang itu diam memperhatikan Aska dari belakang. "Ekhm,"

"Aww," Eleena refleks memegang tangan Aska, melihat ada sedikit warna merah di sana karena terkena panci panas.

Eleena meniup luka itu tanpa sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Ketika Aska menarik tangannya barulah Eleena sadar.

"Maaf. Gue nggak sengaja."

"Lo ngapain di sini?," tanya Aska datar. Ia tidak menatap lawan bicaranya malah fokus pada minuman yang tengah ia buat.

"Gu..gue di suruh tante Kay buat manggil lo." Eleena terpaksa berbohong. Dalam hati ia meminta maaf pada Kanaya karena telah membawa namanya.

Dendelion🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang