Shaka berada pada pihak sang ayah itu pun kerena permintaan sang adik, Aska. Aska akan membuktikan jika ia lebih jago bermain basket dari ayahnya. Bukan maksud sombong, but..Kita lihat saja siapa yang akan memenangkan pertandingan dadakan ini.
Aksa sebagai wasit mulai menghitung mundur, "3...2...1.." bola itu melambung ke atas dan Aksa segera menepi ke pinggir lapangan. Aksa memiliki peran ganda yaitu sebagai wasit juga kameramen. Dia tidak akan pernah mau untuk kehilangan moment seperti ini.
"ASKA AYO SEMANGAT! KALAHKAN AYAH SAMA BANG SHAKA!!" Teriak Aksa memberi semangat. Mau di bayar berapa pun Aksa akan selalu di pihak Aska.
Aska dengan penuh ambisi berusaha mengambil bola dari tangan sang kakak tapi dengan cepat Shaka mengoper bola oren itu pada ayahnya. Aska mulai jengkel karena gagal merebut bolanya tapi setidaknya ayah maupun kakaknya belum berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
"Ayo Aska tunjukin kemampuan kamu. Katanya kapten basket." Ledek Wardana sembari mendrible bola, ketika hendak memasukkannya ke dalam ring lagi-lagi Aska berhasil menghalanginya.
"Dih bisanya cuma ngalangin." Celetuk Shaka yang berjaga di belakang tubuh Aska. Aska menunjukkan smriknya, dirinya terus memperhatikan bola itu dan ketika ada kesempatan secepat kilat Aska mengambil alih bolanya.
Aska berlari sembari mendrible bola menuju ring. Tatapannya begitu tajam melihat ke arah ring, "kali ini tolong kerja samanya." Lirihnya sebelum melempar bola itu.
Yap
1-0
Aksa bersorak senang ketika bola itu masuk ke dalam ring. Aska tersenyum bangga ke arah ayah dan kakaknya, kesempatan tidak datang dua kali jadi Aska harus bisa memanfaatkan kesempatan itu.
"See?"
"Jangan sombong dulu kamu. Baru juga sekali, masih ada dua babak lagi ya."
"Bilang saja ayah iri kan?"
"Ayo mulai lagi. Shaka kamu yang benar dong mainnya!"
Perasaan gue sudah benar deh mainnya. Salah ayah sendiri kenapa bolanya di kasih ke Aska_batin Shaka.
"ASKA JAYA JAYA. ASKA SANG JUARA, ASKA WIN WIN, AYO KA TUNJUKIN KEMAMPUAN KAMU."
"AYAH JANGAN BANYAK GAYA! AWAS NANTI NGELUH BADANNYA PEGAL-PEGAL."
Shaka tidak menghiraukan sorakan adiknya. Ia terus berfokus pada bola agar tidak di ambil alih Aska, ketika Aska lelah tak dapat-dapat bolanya ia menoleh pada Aksa. Aksa mengerti meski hanya lewat tatap mata.
"ABANG LIHAT ITU ADA KAK DAYANA," sontak saja Shaka langsung menoleh ke luar lapangan, kesempatan itu Aska manfaatkan untuk merbut bola. Saat bola itu tak ada di tangannya Shaka baru sadar jika ia sedang di kerjai.
"Shaka jangan meleng dong. Hilang kan bolanya." Omel Wardana. Aska berbalik menatap kedua lawannya melempar senyum termanisnya lalu dengan santainya di melempar bola ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendelion🍀
Fanfic🍀FOLLOW LEBIH DULU! 🌿Abadi Dalam Kenangan🌿 Aksara Adyatama dan Askara Arkatama. Anak kembar yang kemana-mana selalu berdua, harus berdua kecuali kalau lagi pergi sama kesayangan. Kembar-kembar gitu mereka punya watak yang beda banget. Kalau kata...