🌿PART 10🌿

258 31 0
                                    

Lihat lah segala sesuatu dari berbagai sisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat lah segala sesuatu dari berbagai sisi. Yang jahat belum tentu benar-benar jahat. Dunia ini penuh dengan orang-orang munafik.

__________🍀🍀🍀__________

Sudah hampir 15 menit manik gelap itu menatap jarum jam bersamaan dengan telinganya yang sibuk mendengarkan ocehan atau lebih tepatnya gerutuan dari Aksara. Sejak dia pulang hingga detik ini Aksa masih terus mengoceh. Menayakan mengapa dirinya bisa seperti ini, mengapa tidak memberi kabar padanya, mana yang sakit, butuh apa, dan masih banyak pertanyaan yang di lontarkannya. Sedang Aska hanya menanggapinya dengan senyum kecil saja.

Aksa bergitu terlihat khawatir melihat kembarannya, padahala hanya tangan kananya yang sedikit retak dan beberapa minggu kedepan pasti sembuh. Tapi Aksa lupa pada kondisi kesehatannya sendiri.

Ketika Aska mengangkat padangannya, laki-laki itu tidak sengaja melihat seseorang yang berdiri di depan pintu kamarnya. Namun orang itu segera berlalu dari sana membuat senyum yang tadinya akan mengembang menjadi urung.

"Aska lo dengerin gue ngomong nggak sih?!" Aska langsung menoleh pada Aksa dan mengangguk kecil.

Aksa sempat menoleh ke arah pintu namun tidak mendapati hal yang menarik, "ngelihat apa sih lo?."

"Bunda."

Seketika raut wajah Aksa berubah. Laki-laki itu terdiam dengan sorot mata sedih, "Gue baik-baik saja. Tangan gue pasti sembuh kok lo nggak usah khawatir. Gue sempat mikir deh, apa ini karma ya?" Aska tampak berpikir melihat perban yang melilit tangannya.

"Karma apa?,"

"Apa karena gue sering nyolongin mangga punya mbak Tuti. Padahal kan gue sudah bilang, mbak Tuti aja yang nggak dengar." Aksa mendengus, ia pikir Aska sudah sadar tapi sama saja.

"Lo laper nggak? Lo mau makan? Gue suruh bunda buatin telur sambal lado ya?"

Aska menahan Aksa, "jangan. Nanti aja gue belum lapar kok. Tadi sebelum pulang gue sempat beli makan di luar bareng bang Shaka sama yang lain."

"Bohong kan lo?,"

"Nggak!." Nggak salah, gue cuma nggak mau buat suasana jadi nggak enak Sa. Lagian hari gue lagi cengeng banget. Melow banget hati gue.

"Sa sudah jam 3, lo jangan lupa minum obat."

"Gue nggak lupa kok. Lo nggak pernah absen buat ingetin gue."

"Lo kan orangnya pikun. Takut kebablasan nanti." Guyon Aska. Namun di balik itu ada trauma sendiri yang dia pendam. Aska tidak ingin kehilangan orang yang paling di sayangnya untuk kedua kali dan karena masalah yang sama. Tiba-tiba sekelebat bayangan masa lalu melintas begitu saja membuat luka yang hampir sembuh itu kembali terbuka.

Dendelion🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang