"AKSA DI CARIIN EL NIH." Teriak Kanaya dari arah dapur. Eleena tersenyum lembut ketika seseorang yang di panggil datang, lelaki itu masih setia dengan baju tidurnya bermotif garis vertikal.
Eleena tertawa renyah sembari menghapiri kekasihnya, "dih masih beleknya" tangan kanan gadis itu terulur mengusap mata Aksa. Berpura-pura membersihkan sesuatu padahal di sana tidak ada apa-apa.
Aksa cuma diam menikmati perlakuan manis itu. Seolah ini adalah mimpi, jika iya mimpi ia tidak ingin bangun.
"Kamu nggak kuliah Nar?"
"Kuliah nanti jam 9. Aku mau numpang sarapan disini." Guraunya. Tapi jika iya pun Aksa tidak akan masalah, "Nar, letakin dulu deh bukunya di meja." Tanpa bertanya Eleena segera menuruti permintaan Aksa.
Eleena mununggu apa yang akan Aksa katakan selanjutnya. Bukan sebuah perkataan tapi sebuah tindakan, kedua tangan itu melingkar sempurna pada pinggang kecilnya. Kepala itu bersandar sempurna pada bahunya, lalu Aksa memejamkan matanya. "Aku masih ngantuk." Lirinya.
Tidak langsung membalas pelukan itu, Eleena sempat tertegung sesaat. Ketika Aksa mengerat kan dekapannya kedua tangan Eleena bergerak melingkar pada pinggang itu. Tangannya mengusap punggung lebar itu memberikan ketenangan pada sang empunya.
Tapi, kedua mata itu lurus menatap depan. Sebuah subyek yang tak bisa ia alihkan. Eleena seolah tengah berkata melalui tatapan itu.
Aska yang berdiri di ambang pintu kamarnya seolah merasa De Javu. Dulu ia juga pernah ada di posisi itu, ketika dirinya tengah lemah Fahira akan selalu memeluknya seperti itu.
Dahinya sedikit berkerut melihat tatapan itu. Sungguh! Aska tidak suka tatapan itu.
"Ya ampun! Pagi-pagi sudah ada yang nge-bucin saja. Mana di ruang makan lagi." Sindiri Shaka yang baru datang. Penampilan laki-laki itu sudah rapi dan bersih.
Shaka ini tipe orang yang bangun tidur langsung mandi. Katanya sih, aneh saja kalau pagi nggak mandi.
Kanaya yang dari tadi sana sudah seperti nyamuk saja. Tapi ibu tiga anak itu memakluminya, dirinya juga pernah muda.
"Mandi sana Sa! Jorok banget. Lo juga El, mau saja di peluk sama orang yang belum mandi." Aksa menggerutu kecil mendengarkan ocehan abangnya. Mau tidak mau keduanya saling melepaskan pelukan itu.
Aska datang dengan raut wajah biasa saja. Seolah tidak melihat apa pun, beberapa detik kemudian di susul oleh Wardana. Mereka menempatkan diri di kursi masing-masing.
Selama makan hanya ada obrolan ringan antara enam insan itu. Ya, hanya seputar pendidikan, planing apa yang akan keempat anak muda itu ambil setelah lulus, lalu membahas soal acara wisuda Shaka yang rencananya akan di adakan satu bulan lagi.
"El, nanti lo datang ya sama Aksa ke acara wisuda gue."
"Nah, gimana kalau kita buat baju samaan. Nanti biar bunda yang buat." Usul Kanaya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendelion🍀
Fanfic🍀FOLLOW LEBIH DULU! 🌿Abadi Dalam Kenangan🌿 Aksara Adyatama dan Askara Arkatama. Anak kembar yang kemana-mana selalu berdua, harus berdua kecuali kalau lagi pergi sama kesayangan. Kembar-kembar gitu mereka punya watak yang beda banget. Kalau kata...