"Ah sedih banget" tangannya bergerak menepis air mata yang akan jatuh. Namun sebelah tangannya lagi tidak berhenti menscrol layar ponsel ke bawah. Saat mendapatkan notifikasi dari cerita yang sangat ia suka dan tunggu bagaimana endingnya tanpa pikir panjang gadis berambut panjang itu langsung mengklik notifikasi itu.
Sesaat setelah Eleena membaca setengahnya rasanya ia ingin menangis. Kenapa endingnya tidak seperti yang ia harapkannya? Terlalu menyakitkan bukan jika sebuah cinta yang awalnya begitu membahagiakan berakhir tragis.
Lagi Eleena segera menyeka air matanya yang kini berhasil membasahi pipinya.
Dengan siap siaga Aksa memberikannya sebuah tisu yang dirinya ambil di atas nakas. Sambil terkekeh Aksa berujar, "ya ampun Nar, cuma cerita doang bisa sampai nangis."
"Ish diam deh!" Kesal Eleena menatap wajah Aksa dengan mata yang masih berair.
Akh! Kenapa dirinya bisa sampai segininya. Padahal itu hanya sebuah cerita, jika Eleena tahu siapa penulisnya ingin sekali ia memarahinya karena membuat ending seperti ini.
"Diam cantik! Jangan nangis dong. Cuma cerita itu."
"Hiks..lo nggak tahu sih, sedih tahu. Ini gimana sih authornya, gue sudah berharap dan juga mikir kalau ini akan berakhir bahagia. Ternyata..hiks.. sialan." Aksa meletakan jari telunjukanya di depan bibir Eleena. Aksa menggeleng pelan.
"Jangan bicara kasar! Nggak baik. Lagian kenapa juga lo berharap. Dia yang punya cerita terserah dia mau ngasih ending kaya apa,"
"Ya tapi Aksa siapa yang nggak sedih. Di hari pertunangan mereka tiba-tiba si cowoknya meninggal, padahal nggak mudah buat mereka sampai tahap itu. Ih kesel kan aku."
Aksa mengacak-acak rambut Eleena dengan gemas, suara kekehan itu mengalun dengan indah. "Ih sudah nangisnya tuh lihat ingus lo sampai keluar."
"AKSA LO KOK NGESELIN SIH" Sungut Eleena. Akhirnya Eleena mematikan ponselnya dan meletakkannya begitu saja di atas kasur, menghapus sisa-sisa air matanya serta hidungnya. Siapa tahu apa yang di katakan Aksa benar kalau ia ingusan.
"Nggak usah segitunya kali. Lo mau nangis juga tetap cantik." Tutur lelaki itu dengan lembut, tanpa sadar itu membuat Eleena tersipu.
Siapa yang tidak tersipu jika di puji cantik?
"Dari cerita itu lo bisa tahu bahwa tidak semua harus berakhir bahagia. Tidak selamanya kita bakal tinggal, pasti nanti akan ada yang pergi. Dan satu, jangan terlalu berharap jika pada nantinya harapan itu malah menyakiti kita."
"Berarti kita nggak boleh berharap ya?,"
"Boleh. Tapi kita juga harus siap jika harapan itu tidak sesuai dengan realitinya."
"Akan sangat menyakitkan." Aksa mengangguk membenarkan. Tiba-tiba Eleena bangkit dari duduknya, merentangkan kedua tangannya yang membuat Aksa bingung.
"Boleh nggak gue peluk lo?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendelion🍀
Fanfiction🍀FOLLOW LEBIH DULU! 🌿Abadi Dalam Kenangan🌿 Aksara Adyatama dan Askara Arkatama. Anak kembar yang kemana-mana selalu berdua, harus berdua kecuali kalau lagi pergi sama kesayangan. Kembar-kembar gitu mereka punya watak yang beda banget. Kalau kata...