🌿PART 32🌿

179 31 4
                                    

"Hai, Aska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hai, Aska." Sapa seseorang dengan lembutnya. Aska menatap tidak percaya pada sosok yang kini duduk di sampingnya.

Gaun putih bersih selutut serta rambut hitam legamnya. Senyum manis yang tercetak jelas pada wajah mungil itu. Aska tersentak tak kala tangan itu menyentuh pipinya, "Sudah besar masih saja nangis."

"Fahira"

"Sudah lama tidak jumpa."

"Ini benaran kamu?," gadis itu mengangguk kecil. "Aska, terima kasih sudah mencintai ku dulu. Maaf kalau aku pergi lebih dulu."

"Aku mencintai kamu dulu dan sekarang. Hingga nanti aku menghembuskan nafas terakhir ku." Aska membawa Fahira ke dalam pelukannya. Menyalurkan rasa rindu yang selama ini membunuhnya. "Aku kengen banget sama kamu Ra. I miss you so bad"

Fahira tersenyum lembut mengusap punggung Aska memberikan sebuah rasa nyaman. "Aska, jangan sedih. Jalani hidup kamu dengan bahagia, harus kamu tahu aku sudah bahagia di sini."

"Kebahagian itu sudah tidak utuh setelah kamu pergi."

"Maka temukan seseorang yang akan membuat kebahagian mu terasa sempurna. Jangan menunggu ku Aska. Karena aku tidak akan pernah kembali, kita tidak akan lagi bersama." Aska menggeleng dengan tegas, dia tidak bisa.

Tidak mampu untuk dirinya menyingkirkan Fahira dari hati dan pikirannya secepat itu.

"Aska aku mohon setelah ini jalani hidup kamu tanpa bayang-bayang aku. Karena aku tahu, itu hanya akan menyakiti kamu setiap saatnya."

Fahira melepaskan dekapan itu namun Aska sungguh enggan. Dia takut kalau ia melepaskan pelukan itu Fahira akan hilang, "Kenang aku jika itu membuat kamu bahagia. Namun, lupakan aku jika itu melukai hati mu." Bisik Fahira tepat di telinga laki-laki itu sebelum sedetik kemudian raga itu menghilang.

Aska menjerit memanggil-manggil nama kekasihnya. Ia sudah mendekapnya begitu erat tapi mengapa Fahira tetap pergi.

"FAHIRA PLEASE INI NGGAK LUCU. RA, KAMU DIMANA?" Percuma saja Aska terus berteriak sedang tidak akan pernah ada sautan.

"Fahira,"

"Aska...ASKA BANGUN!"

Laki-laki itu langsung membuka kedua matanya dengan nafas yang tidak teratur. Keringat sudah membasahi wajahnya, lalu pandangannya beralih pada Aksa yang berada di sebelahnya.

Aska merubah posisinya menjadi duduk, menerima segelas air putih yang di berikan oleh Aksa. "Mimpi apa sih lo Ka, Fahira ya?" Tanya Aksa memastikan dugaannya.

"Kenapa mimpi itu terasa nyata? Gue kaya berasa nyata waktu peluk Fahira." Tutur Aska dengan tatapan kosong ke depan. Masih tidak percaya akan mimpinya barusan.

"Segitu kangennya ya lo sama Fahira sampai ke bawa mimpi."

"Rasa rindu gue sudah terlalu numpuk. Gue nggak tahu gimana mengatasi rindu itu Sa, kalau orang dengan ngelihat foto bisa mengobati rasa rindu itu tapi enggak dengan gue"

Dendelion🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang