Dare sembilan belas

176 14 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Kendaraan roda dua yang tengah di kendarai seorang lelaki muda mengenakan jaket jeans hitam. Dia menghentikan laju motornya tepat di depan rumah minimalis dengan pagar putih menjulang tinggi. Zehra segera turun dari motor Arlon terburu-buru. Gadis itu tanpa berkata apa-apa lagi membuka gerbang rumahnya lalu memasukinya. Arlon buru-buru membuka helm full face-nya menatap kepergian Zehra.

"Oh iya, makasih!" Kata Zehra singkat berbalik hendak membuka sepatu sneaker putih yang dirinya kenakan.

"Zer. Sini bentar, lo ketinggalan sesuatu!" Arlon berteriak turun dari motornya menghampiri pagar untuk kembali menemui Zehra mengingat dia belum sempat memberikan ganti rugi soal jepitan itu. Gadis itu mendengus kembali membuka pagar rumahnya mendatangi sumber suara.

"Apa lagi?" Tanya Zehra malas-malasan membuka setengah pagar rumahnya. Arlon mengeluarkan sebuah jepitan yang masih terbungkus rapih. Zehra sempat lihat jepitan itu tadi di salah satu rak. Arlon

"Ini lebih bagus dari pada pemberian si Alvin. Buat ganti rugi jepitan rusak punya lo? Jangan lupa di pake."

Zehra tercengang akan mengambil jepitan itu hanya memandangi jepitan  dari tampilannya sangat berkilau meskipun berukuran kecil. Lengannya terlulur meraih jepitan bergambar kucing warna-warni namun, lelaki itu malah menutup jari-jari lengannya seraya memperlihatkan deretan giginya. Zehra mendongak menantap sebal lelaki super jahil itu.

"Biar gue pasangin. Lumayan 'kan di pasangin langsung sama orang ganteng. Gak pernah pasti lo?" Zehra berdecak mengalihkan pandangannya. Terlalu percaya diri memang walau Zehra tidak menampik lelaki itu mempesona apalagi wajah manisnya.

"Jangan benci begitu nanti malah sayang lagi berat Zer, kalo suruh move on nanti istilahnya benci jadi cinta." Arlon memasangkan jepitan itu di pinggir rambut kepalanya. Zehra memekik saat Arlon memasangkan jepitannya langsung di rambutnya.

"Sakit, zer? Sama kaya hati gue yang lo terus tolak dari kemaren!" Kekeh Arlon. Gadis itu berdecak kesal bukannya meminta maaf malah memberikan gombalan receh memang dirinya senang? Tidak sama sekali.

"Apa sih. Gombal mulu sorry, gak mempan." Kata Zehra.

"Ketawanya di tahan terus ya biar gue gak diabetes ya 'kan?" Arlon kembali memasangkan satu jepitan lain karena berisi dua jepitan bergambar beruang.

"Udah ah, lo bisa pulang." Usir Zehra halus seraya tersenyum ramah terlihat terpaksa. Sejujurnya dia ingin segera istirahat di kamarnya belum lagi dia sedih bukan Alvin yang datang ini malah si lelaki menyebalkan.

"Gak di izinin nih, nemuin camer dulu? Mau minta restu ngelamar anak gadisnya?"

"Gak perlu. Thanks ya, gue mau masuk ke dalem bentar lagi hujan lebih baik Loh juga balik?"

"Gue juga mau balik. Awas kalo lo buang jepitan dari gue! Gue balik, besok kita pasti bakal ke temu di sekolah,"

"Hmm ... "

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang