•••Maaf, kadang ada gombalan si Arlon yang tidak nyambung ༎ຶ‿༎ຶ
°°°
Seperti hari libur lain. Malam ini yang gelap dan dingin, Zehra memutuskan untuk menginap di rumah nenek-kakek nya. Meskipun ibunya itu anak satu-satunya beginilah jadinya tanpa adanya sepupu Zehra tidak masalah meskipun begitu, masih ada saudara lain yang maminya miliki apalagi saudara dari ayahnya sangatlah banyak. Di sinilah dirinya tepat di halaman rumah sembari duduk di temani suara ramai dari jangkrik begitu juga remang-remang lampu halaman. Dia bermain ponsel mendengarkan musik K-Pop favoritnya.
"Dingin masuk ngapain di luar? Anak gadis loh." Ujar wanita tua itu terlihat, rambutnya telah memutih serta kerutan yang mulai terlihat di wajahnya. Dia membuka pintu membawa secangkir teh hangat berjalan menghampiri cucu pertamanya itu. Zehra membuka earphone warna putih yang bertengger di kedua telinga lalu membenarkan posisi duduknya menatap lurus ke depan, pada sebuah rumah mewah tak jauh di depannya yang terlihat agak ramai.
"Males ah, cari udara seger omah."
"Udara seger apanya dingin begini. Ayok masuk?" Titahnya namun Zehra tidak ingin beranjak dari tempatnya. Dia malah sibuk memperhatikan rumah di seberang sana.
"Omah. Rumahnya bagus banget. Tapi, Itu rame lagi ada acara, ya? Kayanya banyak anggota keluarganya? Pasti seru?" Ujar Zehra kedua matanya tak terlepas dari rumah mewah di seberang sana ada saja mobil mewah yang masuk ke rumah itu. Memang nenek Zehra ini memilih tinggal di komplek perumahan namun, rumah kakek dan Nenek Zehra tidak semewah rumah di seberang hanya berukuran minimalis masih terlihat mewah dari luar juga kebun kecil serta kolam ikan yang menghiasi pekarangan rumah.
"Temen arisan omah lagi ngadain makan-makan keluarga besar. Kamu sekolah di SMA Cendikia kan aduh, omah lupa lagi, tapi kalo gak Bu Relindra pemilik yayasan sekolah kamu, ya?"
"Hah, masa maksud omah dia?" Zehra berpikir ulang sekaligus terkejut bukan tentang siapa pemilik sekolahnya melainkan marga Relindra yang ternyata tinggal di depan rumah neneknya itu berarti Alvin juga ada di sana.
"Dia siapa? Omah pernah dengar-dengar cucunya bagus-bagus, Zehra. pinter-pinter, ganteng-ganteng jugak seumuran sama Zehra, ya. Hampir omah jodohin kamu sama cucunya tapi kasian omah gak mau kejadian mamih kamu keulang lagi, malah kabur lagi nanti. Biar Zehra cari sendiri pasangan yang baik," Wanita tua itu menyeruput teh hangatnya menatap rumah mewah temanya sembari duduk di kursi rotan---halaman rumah.
"Apa sih omah," kekeh Zehra malu-malu. Apa yang omah-nya bicarakan memang benar apalagi itu mengenai Alvin.
"Zehra. Kenal sama cucunya? Pacarmu? Haduh, bentar lagi Shima menikahkan cucu paling cantik saya. Namanya siapa?"
"Apaan sih omah kejauhan tau," Zehra menahan tersenyum bersama kedua pipinya memancarkan rona merah.
"Lebih baik Zehra fokus dulu belajar. pacaran nanti ada waktunya jaga diri kamu baik-baik apalagi pergaulan luar itu, temen omah ada loh yang sudah punya cucu padahal anaknya aja masih SMA. Zehra mau lanjut kuliah di korea 'kan? Belajar lebih giat ya, jangan males-malesan." Pesan Sang omah kini menatap cucunya dengan senyum kecil. Dia memang berbicara sesuai fakta apalagi itu menyangkut masa lalu ibunya Zehra sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERLON [END]
Teen FictionSiapa bilang disukai cowok badboy itu enak? Zehra ingin jambak satu-persatu orang yang mengatakan enak apalagi kalo cowoknya itu Arlon. Tantangan gila yang Zehra hadapi membawa petaka dalam hidupnya. Bertemu dengan Arlon adalah suatu kesialan bagin...