Dare empat puluh tiga

206 11 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Motor sport Arlon melaju cepat membelah jalanan malam hari itu. Perasaan berkecamuk antara marah dan kecewa melihat gadis pujaannnya bersama pria lain. Dua kali juga dia berhasil membuat Zehra kecewa padahal dia sudah bersusah payah menjelaskan semuanya tak ada hasil. Mata Arlon memerah tertutup helm full facenya terus menyalip kendaraan besar di hadapannya, kacau.

Srttt ...!

Belum sempat membelokan motornya sebuah mobil melaju menghalangi jalannya alhasil motor Arlon membelok membuat seorang di atasnya terpental menabrak Aspal. Benturan keras tak terhindarkan, lelaki itu merintih sebelum pandangannya kabur melihat kendaraan mulai berhenti menghampirinya.

Suara serine ambulan memasuki rumah sakit milik keluarga Relindra. Para tenaga medis berkumpul begitu juga kedua orang tua Arlon mengikuti masuk kedalam ruang gawat darurat. Vika--mamih Arlon-- tak bisa membendung rasa khawatir sekaligus sedih apalagi dia anak satu-satunya yang dia miliki.

"Tolong anak saya ... " lirih wanita paru baya itu memohon pada sang. Suami lantas mengelus pundak Vika menangkan sang istri.

"Arlon. Akan baik-baik aja," kata Rion--ayahnya Arlon-- mengelus pundak sang istri dengan raut gusar tak kalah mengkhawatirkan putra satu-satunya itu. Mereka hanya bisa berdo'a semoga sang anak baik-baik saja.

°°°

Sudah empat hari, Zehra menepis pikiran tentang Arlon bahkan dia tidak mau mendengar kabar tentangnya. Mereka tidak lagi berkumunikasi bahkan Zehra sedikit kecewa dia masih satu sekolah namun, tak seharipun setelah hari itu melihat Arlon hanya kawannya saja dia sempat lihat. Ah, sudahlah mereka hanya masa lalu!

Hidup Zehra seakan kembali seperti saat awal mendatangi sekolah ini tidak ada Arlon, tidak ada Violet, tidak ada lagi hal yang membuatnya resah. Di koridor nampak ramai seperti biasa, dia juga dapat melihat dua teman Arlon sedang duduk di kolidor hanya berdua Zehra hanya tau namanya Aska dan Zidan sembari mencabuti dedaunan dari tumbuhan di sampingnya, nampak sedang berfikir.

Zehra menghela napas. Melewati kedua lelaki itu yang berbalik meliriknya sekilas.

"Gak rame kagak ada si, bos mah!"

"Iya. Lo mau jenguk kagak?"

"Emang si Arlon dah, baikan?"

Langkah Zehra terhenti seketika matanya terpasang mendengar obrolan lelaki itu. Jantung gadis itu berpacu cepat, matanya berubah sayu, memutar badannya mengurungkan diri menuju perputakaan. Seketika dia teringat Daisy membicarakan mantan pacarnya itu dua hari lalu tak seharusnya dia menutup telinga saat itu. Dia mempercepat langkahnya menemui Daisy yang berada di kantin.

"Sy. Arlon kenapa? Dia baik-baik aja 'kan? Sy?" napasnya tertahan menahan genangan yang hendak turun membasi pipinya. Dia memegangi pundak Daisy kebetulan akan duduk di bangku kantin. "Daisy, plis. Dia kenapa?"

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang