Siapa bilang disukai cowok badboy itu enak?
Zehra ingin jambak satu-persatu orang yang mengatakan enak apalagi kalo cowoknya itu Arlon.
Tantangan gila yang Zehra hadapi membawa petaka dalam hidupnya. Bertemu dengan Arlon adalah suatu kesialan bagin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Satu telapak lengan menutupi bibirnya yang tengah terbuka lebar, menguap. Pelajaran telah berganti setelah guru agama akhirnya keluar dari kelas sungguh mengantuk mendengar guru itu bercerita panjang lebar. Sayang sekali Daisy kali ini sedang membantu guru tadi di ruangan perpustakaan sehingga bangku disampingnya kembali kosong. Zehra kembali merapihkan buku-buku pelajaran di atas meja.
Seorang lelaki tanpa permisi duduk di samping Zehra belum lagi satu buku dan pulpen dia genggam menatap lurus papan tulis. Gadis itu sontak menoleh menatap lelaki disampingnya asik menaruh kedua tangannya di atas meja.
"Stt, pulang bareng?" Desis lelaki itu sembari tersenyum kecil kearah Zehra. Gadis itu kembali mengalihkan pandangannya sudah tak aneh dan tak heran lagi Arlon kembali menghantuinya.
Seorang wanita datang terburu-buru sembari membawa buku lalu duduk di bangku depan para muridnya lantas para murid mengisi bangkunya masing-masing. "Oke semua kembali ketempat masing-masing. Kemarin kita sudah bahas sampai mana?" Kata guru yang mengajar matematika tersebut.
"Bu. Bagiin hasil ulangan kemarin dong bu, kelas sebelah aja udah di bagi!" Seru seorang murid perempuan dari bangku belakang. Para murid mengangguk setuju. Dia segera mengambil tumpukan kertas hasil ulangan harian mereka.
"Kelas IPS dua belum? Astaga ibu lupa. Ya susah ibu bagikan ... Altarezza Arlon!" Katanya berhasil mencari hasil ulangan kelas ini untung saja sudah beres dikoreksi satu persatu. Para murid menatap pada bangku ujung sudah ada murid langganan kemari berdiri mengambil kertas ulangannya.
"Bukan kelas ini, Bu. itu kelas IPS tiga bu!"
"Itu Arlon?" Ujar guru itu bingung menatap Arlon sudah mengambil kertas ulangannya.
"Biasa bu, si Arlon kemari healing cuma bu!" Jawab Alan dari bangku belakang.
"Sekalian pindah kelas, Bu!" Alibinya sembari duduk kembali di bangku milik Daisy. Namun, sang empu tak kunjung kembali.
"Ck, kelas sebelah gak ada guru? Laporan ke kantor ketua kelasnya. Arlon, kembali ke kelas kamu!" Tegur guru itu sudah tak aneh lagi dengan si biang rusuh satu ini.
"Lagi kangen Bu. sama ibu!"
"Kangen dimarahin. Ini kelas IPS dua ya, absen pertama dari Anetta?" Guru tadi mencari tumpukan ulangan yang kebetulan dia bawa dari beberapa kelas.
"Iya, Bu!" Sahut para murid serentak. Gadis yang terpanggil akhirnya maju mengambil kertas ulangannya.
Zehra sedikit mendekat pada lelaki itu yang sedang meratapi nilainya. Dia seketika tertawa kecil menatap nilai merah yang Arlon dapatkan lucu saja ketika sepupunya selalu mendapatkan nilai paling tinggi sangat berbeda dengan lelaki ini. Arlon menoleh pada gadis di sampingnya menyadari sedang menertawakan nilainya.