Dare dua puluh tujuh

176 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Gadis berkuncir kuda itu melangkah lebih cepat dari seorang gadis bernama Daisy itu yang terus saja mengoceh perihal kejadian di kantin tadi benar-benar menyebalkan. Sampai mereka selesai melakukan ibadah di dalam mushola dia masih mendengar pertanyaan dari gadis itu yang mengira dirinya gadis paling beruntung di datangi anggota keluarga Arlon langsung.

"Omg. Lo beruntung banget beneran. Dapet restu langsung lagi dari kakeknya liat 'kan lo kakeknya aja, masih fresh gak kebayang kakeknya waktu muda cakep pasti ya?" Ucap Daisy mengambil sepatu hitamnya duduk di samping Zehra yang tengah mengenakan sepatunya sehabis keluar dari mushola tadi. Zehra mendengus, berapa lama dia harus mendengar bisikan orang-orang katanya dia beruntunglah apalah itu dia bahkan tidak tau letak beruntungnya di mana.

"Selera lo aki-aki ya Sy, semua aja lo bilang ganteng!" Cerca Zehra menoleh pada temannya itu beranjak dari duduk menunggu Daisy selesai mengikat sepatunya.

"Marah, gitu doang marah. Kayak susah banget gitu buat nama Arlon baik dari mulut lo? Gue cuma ngeduga-duga kali keliatan aja mukanya masih seger banget! Gak usah ngelak lagi Zer, sekarang lo udah jadi pacar Arlon. Jangan lo sia-siain deh," Daisy selesai mengikat sepatunya mendongak pada gadis yang asik memeluk mukenanya.

"Apaan sih, Dia cuma main-main sama gue!" Kata Zehra kembali menyangkal. Mereka sama-sama melangkah menuju jajaran loker sekedar menyimpan peralatan beribadahnya.

Daisy menutup pintu rokernya kebetulan laci mereka saling bersebelahan. Dia bersandar pada jajaran loker itu menghadap sang sahabat,  "Belajar terima dia. Ngapain lo masih ngarepin Alvin, lo bilang sendiri dia udah punya pawang udahlah lupain aja.  Eh. Kantin masih bukan gak sih, gue haus banget?"

"Bukan karena Alvin. Jangan ngungkit-ngungkit dia bisa!" Balas Zehra menutup pintu lokernya kasar. Gadis berambut pendek itu ikut tercengkat kaget.

"Ya maap. Gue pikir lo emang bosen ya ... udahlah tetangga lo juga liatpun mungkin lo udah biasa banget,"

"Terserah lo deh. Sok tahu!" Zehra menghela napas kasar meninggalkan teman berisiknya itu. Daisy mendesis menyusul gadis keras kepala selalu bertahan dengan zona friendzone nya itu. "Tungguin. Anterin gue ke kantin dulu!"

Mereka memasuki satu tempat paling ngangenin jika sudah liburan bagaimana tidak mereka bisa bebas mengenyangkan perut mereka belum lagi makanan disini terbilang sangat enak. Daisy mendekat menuju meja pemesanan membayar minuman kaleng pesanannya sedangkan Zehra hanya menunggu gadis itu kebetulan kantin tidak seramai jam istirahat pertama.

"Ayo. Lo mau minum juga gak?" Tawar Daisy kini mendatangi Zehra dengan satu kaleng minuman. Gadis centil nan berisik itu menatap pintu masuk berbarengan seorang lelaki berwajah garang memasuki kantin.

"Gema!" Sapa Daisy melambaikan tangannya bersama Zehra menoleh kearah pandang gadis itu. Cowok yang terkenal tempramental itu melirik Daisy sekejap tanpa senyum ataupun membalas sapaannya melangkah mendatangi Alan dan Zidan di bangku pojok.

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang