•••
Tin...
Motor sport hitam berhenti bersama seorang pria berseragam putih abu-abu menolehkan kepalanya pada rumah berpagar hitam. Sudah ada Zehra yang sibuk mengikat tali sepatu tepat waktu dia sudah mendapati gadisnya telah siap. Zehra beranjak membuka gerbang melangkah kehadapan lelaki itu tepat sekali semalam Arlon mengirimkan deretan pesan agar berangkat bersama.
"Maksa banget jemput!" Ujar Zehra melangkah mendekati Arlon yang tersenyum menatap gadis itu menyodorkan satu helm untuknya. Zehra menerima menaiki jok belakang motor lelaki itu tak ada lagi penolakan kali ini.
"Biar gue pastiin Lo aman sampai tujuan. Tugas Zer, tugas pacar!" Jawabnya memutar kunci motor bersiap untuk pergi dari pekarangan rumah Zehra. Pagi ini seorang Zehra tak lagi menolak Arlon entahlah, tak ada pilihan lain.
"Kita pacaran, ya?" Ucap Zehra lagi.
"Ngode nih, zer?" Arlon berfokus pada jalanan senyum di bibirnya terbentuk.
"Enggak, kata siapa?" Gadis itu menggeleng tak bermaksud. Pada kenyataannya dia begitu awal hubungan mereka hanya permainan. Sampai sekarang?
Arlon menghentikan laju motornya menepi lalu dia turun dari motornya tak terkecuali Zehra. "Oke. Tunggu di sini bentar aja!"
Melihatnya tentu saja dia sangat kebingungan sembari menatap jam di ponselnya untung masih ada waktu beberapa menit tidak tau lagi apa lagi yang akan di lakukan lelaki itu kali ini. Pergi begitu saja kearah rumah warga dimana menanam bunga indah tidak terlalu besar berwarna putih. Lelaki itu mendekat.
"Buat apa?" Tanya Zehra seketika kedua pipinya merah merona. Dia pikir untuk dirinya?
"Gue gak tau ini bunga gak ada romantis-romantisnya intinya lo mau gak jadi pacar resmi, real, asli, nyata... Apa lagi, Zer? ... Ini beneran, bukan TOD kaya lo?" Katanya kali ini terlihat salah tingkah sembari menggaruk belakang kepalanya. Jujur saja dia tidak terlalu banyak pengalaman menembak wanita, mungkin dekat saja pernah tapi hubungan lebih dari itu rasanya tidak pernah. Mata Zehra melebar menggigit bibir bawahnya.
Deg!
"Emm... Ya gitu deh, udah telat yuk?" Zehra merebut bunganya cepat mengajak pergi kali ini dia sangat gugup. Apalagi ini untuk pertama kalinya.
"Ayo Arlon, udah telat!" Ajak Zehra memegang erat serangkai bunga itu.
"Gak mau jawab?" Lelaki itu mengiyakan menaiki kembali motor ninja miliknya menyalakan mesin.
"Iya"
"Kita pacaran. Ayo, keburu telat!" Zehra tersenyum kecil buru-buru menuju jok belakang motornya. Arlon dengan sigap melajukan motornya meninggalkan tempat itu. Sekali lagi senyum Zehra kembali melebar bersama detak jantung yang mulai menggila.
"Nakal ih, nanti ibunya marah loh!" Zehra kembali bergumam menetralkan rasa gugupnya.
"Udah bilang,"
"Dalam hati pasti,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERLON [END]
Novela JuvenilSiapa bilang disukai cowok badboy itu enak? Zehra ingin jambak satu-persatu orang yang mengatakan enak apalagi kalo cowoknya itu Arlon. Tantangan gila yang Zehra hadapi membawa petaka dalam hidupnya. Bertemu dengan Arlon adalah suatu kesialan bagin...