Setibanya di kediaman keluarga Bexley, Rose tampak takjub dengan kemegahan rumah tersebut. Rachel meminta Rose untuk menunggunya di ruang tamu sementara dia akan berganti pakaian.
Keberadaan Rose tentu membuat nyonya Bexley langsung bersikap manis padanya. Bagaimana tidak, ini adalah pemandangan yang tidak biasa di mana Rachel mengizinkan seorang teman sekolahnya untuk datang ke rumah mereka.
"Tolong buatkan camilan lezat untuk anak itu, Megan," bisik nyonya Bexley. "Aku akan menyiapkan minuman."
"Biarkan aku saja yang melakukannya, nyonya," kata Megan.
Setelah menunggu beberapa saat, Rachel keluar dari kamar dan mengajak Rose masuk ke ruang perpustakaan di dalam rumah. Lagi-lagi, Rose tampak terdiam melihat isi di dalam rumah teman sekolahnya itu. Dia tidak tahu bahwa keluarga Rachel mungkin memiliki kekayaan dua kali lipat dari keluarganya.
"Apa kau datang ke rumahku hanya untuk membandingkan keluargamu dengan keluargaku?" Rachel bertanya datar.
Seakan tahu apa yang ada di dalam benaknya, Rose terkejut sembari menggeleng.
"Lebih baik kita pikirkan ujian kelulusan yang akan datang," seru Rachel.
"Kau benar," jawabnya canggung.
Salah satu alasan Rachel sebenarnya enggan membawa teman-teman sekolah untuk datang ke rumah Rachel karena dia tidak ingin mereka merasa tidak mampu serta putus asa setelah melihat kehidupan mereka tidak sama seperti dirinya. Lebih tepatnya, tidak dikelilingi oleh kemewahan. Rachel tidak ingin melihat drama itu apalagi jika mereka sampai memaksa kedua orangtua mereka untuk memiliki kehidupan yang sama dengan Rachel.
Agar tidak membuang waktu terlalu lama, mereka segera mulai belajar kembali pelajaran yang telah mereka pelajari di sekolah sehingga ketika mereka mengikuti ujian, mereka bisa mendapatkan nilai terbaik.
🔱🔱🔱
Emily dan Felix masih berada di kantor polisi menyusul proses kasus yang sedang berlangsung. Setelah melalui beberapa rangkaian, polisi setempat akhirnya menyatakan bahwa persidangan untuk nyonya Brown akan diadakan esok hari. Keputusan ini tentu membuat tuan Brown hanya menundukkan kepala karena besok dia akan melihat istrinya duduk sebagai seorang tersangka.
"Tuan Brown, jika kau membutuhkan bantuan kami di pengadilan, jangan ragu untuk menghubungi kami," kata Emily. "Aku dan Felix akan terus membantu menyelesaikan kasus ini secara tuntas agar Tami bisa mendapatkan keadilan."
"Terima kasih, detektif Emily," jawab Tuan Brown.
Setelah mengobrol ringan, kedua detektif itu memutuskan untuk meninggalkan lokasi. Sementara tuan Brown masih berada di sana untuk sementara waktu.
Suara pintu mobil ditutup menandakan bahwa Emily dan Felix sudah masuk ke mobil mereka. Satu kasus di sekolah Steele bisa dikatakan telah berhasil mereka pecahkan. Untuk saat ini, mereka dapat beristirahat dengan tenang sambil mengikuti proses persidangan nyonya Brown.
"Aku akan mengantarmu pulang," seru Felix.
Emily menganggukkan kepalanya.
"Oh ya, Emily, mengenai pertemuanmu dengan Rachel tempo hari, apa yang telah kalian berdua bicarakan?" tanya Felix.
"Hanya obrolan ringan tentang teman sekelas anak itu," katanya berbohong.
"Benarkah?" tanya Felix ragu. "Tampaknya, ekspresi wajah Rachel tidak terlihat senang setelah wawancara itu selesai. Apa menurutmu ada hal yang janggal dengan anak itu?"
"Kau merasakan sesuatu?" Emily menoleh.
"Entahlah. Tapi aku punya firasat bahwa dia adalah anak yang cukup unik dari caranya berinteraksi dengan orang lain," jawab Felix.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [6]: The Secret of Rachel
Mystery / ThrillerDisclaimer! TSS 6 tidak memiliki hubungan erat dengan TSS 1-5, TSS 6 menceritakan mengenai pengalaman tidak terduga yang terjadi pada Emily semenjak dirinya sudah mulai mengambil alih untuk menjadi seorang detektif sama seperti ibunya, Mia. [TONTON...