XXXIII

59 22 4
                                    

Seorang anak perempuan yang sedang menatap dirinya dari pantulan cermin, mendapati pintu kamarnya terbuka dari luar. Rachel menoleh ke belakang ketika melihat kedua orangtua Rachel sedang tersenyum ke arahnya. Untuk kali pertama mereka melihat Rachel mengenakan gaun berwarna biru dongker dengan rambut yang setengah diikat ke belakang.

"Bagaimana tanggapan kalian?" tanya Rachel.

"Kau terlihat begitu cantik," ucap tuan Bexley.

Rachel tersenyum yang kemudian melangkah keluar kamar.

Hari yang ditunggu oleh para murid telah tiba. Di mana acara perayaan sekolah pada akhirnya bisa dilaksanakan dari pukul 3 sore hingga 7 malam. Perayaan itu sendiri berlangsung di ruang serba guna yang memang berukuran besar dan cukup menampung seluruh murid dari tingkat satu sampai tingkat tiga.

Rachel turun dari dalam mobil setelah diantar oleh ibunya. Tidak ada dari mereka yang menyangka bahwa Rachel akan memberanikan diri untuk datang ke acara tersebut setelah aksi yang dilakukan oleh Holland bersaudara terhadap dirinya belakangan ini.

Tidak hanya berpakaian bagus, Rachel juga memakai perias sederhana di wajahnya untuk bisa menyeimbangi acara di sekolah itu. Hal tersebut tentu membuat teman-teman sekelas Rachel merasa pangling akan penampilan Rachel yang tidak biasa. 

Termasuk dengan Leah sendiri.

Leah tidak henti-hentinya menatap Rachel karena merasa terpesona sampai Rachel sendiri menjadi risi akan sikap teman sebangkunya itu. Bisa dibilang, Rachel merupakan murid paket komplit yang layak untuk dijadikan maskot di sekolah itu. Tidak hanya pintar dalam pembelajaran, Rachel juga memiliki paras yang cantik dan bahkan bisa dikatakan menjadi perempuan sempurna di antara mereka. 

Namun hanya satu kelemahan Rachel, yakni dia kurang pandai bersosialisasi dengan keadaan atau lingkungan sekitar.

Pesta acara digelar dengan sangat meriah. Murid laki-laki diwajibkan mengenakan tuxedo sedangkan murid perempuan diwajibkan mengenakan gaun dengan warna yang mereka sukai. Semua murid di sekolah Wellington benar-benar menikmati acara yang sedang berlangsung itu dengan penuh kesenangan.

Mereka diharuskan mengikuti agenda acara sampai selesai di mana adanya penyambutan terlebih dahulu oleh kepala sekolah, ucapan rasa syukur atas berdirinya sekolah Wellington, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan sekolah. Ketika sampai di penghujung acara, para murid dipersilahkan untuk melakukan interaksi dengan teman-teman dan berkumpul sampai nantinya waktu acara telah selesai. Mereka dibebaskan untuk benar-benar menikmati pesta tersebut.

Saat memasuki penghujung acara, beberapa murid yang berada di tingkat tiga meminta izin untuk dilakukannya acara berdansa bersama dengan masing-masing pasangan. Izin itu pun disetujui oleh guru yang mengawasi jalannya acara demi memperlihatkan kekompakan di antara mereka. Keadaan di tempat itu memang dibuat tidak dibuat terlalu terang agar para murid dapat menikmati acara yang sedang berlangsung detik itu.

Rachel menjadi salah satunya yang ditunjuk untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, membuat dirinya sempat tertegun sejenak dan merasa ragu untuk menyetujuinya. Akan tetapi, dorongan lain dari Leah membuat Rachel mau tidak mau harus berjalan ke tengah lantai ruangan untuk ikut berdansa bersama mereka.

Akan tetapi, belum sempat Rachel berada di tengah-tengah ruangan—kaki Rachel tersengkat oleh seseorang hingga membuat Rachel terjatuh dan langsung menjadi pusat perhatian mereka. Ketika sorot mata mereka berada pada Rachel dengan diiringi gelak tawa yang menggema, Rachel melihat ada satu orang menjulurkan tangannya ke arah Rachel. 

Rachel dengan segera meraih tangan itu hingga tanpa dia duga, tubuh Rachel diseret dengan cepat yang langsung membuat dirinya menjerit histeris. Semua orang kembali menertawakannya tanpa berniat untuk menolong. Tidak hanya itu, Rachel juga disiram dengan minuman dari seseorang yang berdiri di belakangnya dan juga dilempari beberapa potong kue hingga bajunya menjadi kotor. Beberapa orang juga sempat menendang tubuh Rachel secara bertubi-tubi seakan tidak memberikan kesempatan bagi Rachel untuk berdiri maupun melindungi dirinya sendiri.

[Completed] TSS [6]: The Secret of RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang