XXXI

43 21 2
                                    

Sore harinya, keluarga Bexley tengah berkumpul di meja ruang makan mereka sembari menunggu makan malam yang sedang dimasak oleh Megan. Suasana ruang makan itu tampak hening hingga tuan Bexley membuka pembicaraan lebih dulu mengenai keseharian Rachel selama di sekolah.

"Semua berjalan lancar," kata Rachel.

"Bagaimana dengan nilai-nilaimu di sekolah?" tanya tuan Bexley.

"Aku tetap mempertahankan nilai itu tanpa ada sedikit pun hambatan."

"Jangan terlalu memaksa dirimu begitu keras, Rachel. Tak apa jika kau mendapatkan nilai buruk di sekolah," saut nyonya Bexley.

"Jadi kau mendukungku untuk bermalas-malasan?" tanya Rachel.

"Bukan seperti itu maksud mamamu," ucap tuan Bexley. "Dia hanya ingin kau bisa menikmati kehidupanmu."

"Aku menikmati kehidupanku," kata Rachel santai.

"Baguslah jika memang kau menikmatinya," seru pria itu.

"Dua hari lagi, sekolah akan mengadakan pesta perayaan sekolah. Seluruh murid diminta untuk datang tanpa terkecuali."

"Apakah para orangtua murid juga ikut datang?" tanya nyonya Bexley.

"Tidak perlu. Hanya murid saja. Lagi pula, ini adalah pesta untuk anak sekolah menengah atas bukan pesta taman kanak-kanak," tutur Rachel cetus.

Nyonya Bexley mengatup bibirnya ke dalam.

Tuan Bexley berdehem kecil melihat perlakuan Rachel terhadap ibu kandungnya itu.

"Lalu, apakah kau akan datang?" tanya tuan Bexley.

Rachel menatap kedua mata ayahnya sesaat dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaan tersebut.

🔱🔱🔱

Di pagi hari, tuan dan nyonya Bexley dikejutkan dengan penampilan baru Rachel yang membuat mereka tidak bisa berkedip untuk beberapa saat. Sementara Rachel sendiri berjalan mendekati mereka dengan santai lalu duduk di sebelah kursi ibunya.

"Apa ada yang aneh dariku?" tanya Rachel heran.

"Nona, ini makanan—" Megan terdiam sejenak melihat perubahan Rachel sesaat dia hendak memberikan kotak bekal untuk anak majikannya itu.

"Terima kasih," ucap Rachel yang segera mengambil makanan itu untuk dimasukkan ke dalam tasnya.

Rachel bangkit dari kursi ruang makan setelah dia mengambil roti isi yang berada di atas meja. Dia mengatakan bahwa hari ini dirinya akan menaiki bis sekolah agar ibu Rachel tidak mengantarkan dirinya. Selepas berbicara seperti itu, Rachel memutuskan untuk keluar rumah agar tidak tertinggal oleh bis yang sebentar lagi akan datang melewati rumahnya.

Beberapa puluh menit dalam perjalanan, Rachel tiba di sekolah dengan sebuah headsfree yang terpasang di telinga. Sepanjang perjalanan tadi, dia sengaja mengenakan benda tersebut agar terhindar dari tatapan para murid yang berada di dalam bis sekolah. Setelah turun dari bis itu, dia menatap sejenak gedung sekolahnya dan kemudian melangkah masuk ke dalam hingga lagi-lagi seluruh pasang mata para murid mengarah ke dirinya.

Pemandangan itu membuat Rachel merasa tidak nyaman. Mereka saling berbisik satu sama lain hingga membuat Rachel tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang ketika dirinya sampai di deretan loker sekolah.

Liam menyipitkan kedua bola matanya sesaat melihat perempuan yang baru saja menabrak dadanya itu hingga dia baru menyadari akan satu hal. Bahwa Rachel, telah mengubah warna rambutnya yang semula berwarna kuning keemasan menjadi hitam pekat. Liam segera mendorong tubuh perempuan itu hingga Rachel terjatuh ke belakang.

[Completed] TSS [6]: The Secret of RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang