XXXVI

49 23 0
                                    

Victoria tampak meluapkan amarahnya pada Barbara hingga tanpa sadar dia memukul loker sekolah dengan kencang. Suara keributan itu terdengar sampai ke telinga Rachel yang baru saja tiba di sekolah.

"Aku berani bersumpah, bukan aku pelakunya."

"Itu dia orangnya!" tunjuk Barbara pada Rachel yang membuat seisi koridor segera mengarahkan pandangan mereka secara serentak.

Rachel membulatkan kedua bola mata ketika melihat Victoria berjalan menghampirinya dan langsung mendorong kencang tubuh Rachel hingga terjatuh ke belakang.

"Dia!" tunjuk Barbara kembali dengan penuh penekanan. "Dia yang telah merusak lokermu dan mengambil barang milikmu itu. Aku yakin!"

Rachel yang tidak tahu permasalahan apa pun hanya bisa menatap heran.

"Berikan aku kunci lokermu!" pinta Victoria.

"Tidak," jawab Rachel tegas.

"Lihatkan!" Barbara membuka telapak tangannya. "Dia sudah pasti tidak mau memberikan kunci itu padamu karena barangmu ada di dalam sana."

"Berikan aku kunci lokermu, Rachel!" geram perempuan itu sembari meraba-raba seragam sekolah Rachel.

Setelah kunci tersebut dia dapatkan dari dalam almamaternya, Victoria segera bergegas membuka pintu loker milik Rachel. Kedua bola mata Victoria membulat sesaat dia berhasil menemukan buku catatan harian Victoria di dalam loker tersebut. Rachel membulatkan kedua bola mata dan langsung menatap ke arah Barbara dengan tajam.

Victoria menarik kerah baju Rachel hingga mereka saling beradu pandang. "Lihat ini!" katanya. "Kau benar-benar menguji diriku untuk segera membunuhmu, Rachel!"

"Kenapa kau tampak terlihat begitu kesal?" Rachel berbisik ke telinga Victoria dengan santai. "Apa karena kau takut tulisanmu itu tersebar luas?"

Victoria semakin mencengkeram erat kerah baju perempuan tersebut. "Aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi begitu saja."

Rachel memiringkan kepalanya. "Apa kau yakin bahwa temanmu itu berkata sejujurnya kepadamu?"

Barbara terkejut sesaat melihat Victoria menoleh ke belakang.

"Aku tahu sifat mereka semua," ungkapnya kesal.

"Benarkah?" Rachel tersenyum tipis.

"Kau akan mati di tanganku," ancam Victoria.

"Aku tunggu niatanmu itu."

Victoria yang benar-benar merasa kesal dan hendak melayangkan telapak tangannya ke arah Rachel, lagi-lagi digagalkan oleh kehadiran Liam di belakang perempuan itu. Liam benar-benar tidak habis pikir akan sikap adiknya yang selalu penuh emosional menghadapi Rachel. Meski dia tidak tahu permasalahannya seperti apa, namun sikap Victoria benar-benar bisa membuat posisi mereka dalam masalah besar jika sampai ada yang berani melapor ke pihak sekolah.

Liam membubarkan keramaian itu sebelum ada guru yang melihat keberadaan mereka semua. Rachel sendiri masih dalam posisi terduduk dengan kedua mata yang melihat ke arah Leah. Rupanya, Leah berada di sana. Dia menyaksikan apa yang Rachel alami di saat mendapatkan perlakuan tidak baik oleh Victoria. Akan tetapi, Leah sama sekali tidak berniat untuk membela atau pun mendekati Rachel. 

Mereka yang sempat beradu pandang membuat Leah memutuskan untuk pergi masuk ke dalam kelas tanpa memedulikan teman sekelasnya itu.

Setibanya Rachel di dalam kelas, dia sudah melihat Jessica menempati kursi di sebelah Leah. Sementara Leah sendiri tidak berani menatap kedatangan Rachel. Bisa dibilang, Leah mengubah 100% sifatnya semenjak acara pesta itu usai dan mengenai tempat duduk di ruang kelas, tampaknya Jessica benar-benar ingin menempati kursi milik Rachel hingga mengharuskan Rachel duduk seorang diri di belakang kelas tanpa ada satu pun teman yang benar-benar dekat dengannya.

[Completed] TSS [6]: The Secret of RachelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang