Bab 8

3.2K 347 40
                                    

Dua hari dua malam berlibur di Yogjakarta, hampir setiap destinasti wisata aku kunjungi bersama Lily dan Dimas, untuk kakek nenek Dimas sendiri begitu baik padaku, yang mana mereka tahu aku adalah teman dari Lily.

Memperlakukanku seakan aku adalah cucu mereka sendiri, dan untuk Dimas sendiri kini hubungan kami semakin dekat, tak ada komitmen diantara kami tetapi ungkapan dan perhatian yang di berikan Dimas bukanlah sebatas teman, karena perlakuannya kepadaku dan Lily sangatlah berbeda yang bahkan Lily adalah sepupunya sendiri.

Bahkan Dimas membeli baju pasangan denganku, seperti anak ABG yang memang baru dimabuk cinta, sampai-sampai Lily mengoloki ku dan Dimas tiada henti

Pagi ini sehabis sarapan, aku dan Lily berpamitan kepada kakek dan nenek Dimas, di hari minggu ini aku harus pulang ke Blitar karena besok ada bimbingan di kampus untuk praktek lapangan kembali di minggu depan.

"Terimakasih uti untuk jamuan dan sudah di perbolehkan menginap disini"

Kucium tangan Uti Galuh, nenek dari Dimas saat aku akan berpamitan untuk pulang.

"Uti senang kalau rumah ramai, besok-besok kalau liburan ke Jogja nginap disini lagi ya"

"Bakalan sering itu nanti Ti si Mela kesini"

Lily yang mendengar ucapan nenek Dimas ikut menyahuti, yang lebih menyindirku dan Dimas, tentunya aku sedikit malu.

"Ya udah hati-hati ya, salam sama mama dan papa, kuliahnya yang benar calon bu bidan"

Memelukku hangat, begitu sayang tanpa memandang aku adalah orang lain bukanlah kerabat dari beliau.

"Uti ini kayak kenal aja sama papa mama nya Mela"

"Tahu lah uti, Kusuma kan papanya, mama nya Rina"

"Kan Uti sok tahu, mentang-mentang ada Kusuma nya namanya Mela, papanya tuk Subekti kalau mamanya benar Rina"

Lily masih saja bercanda dengan Uti Galuh, saat kami akan berpamitan. Benar-benar orang tua yang bisa membahur dengan anak muda, sangat keren uti dari Dimas ini.

Menuju stasiun dengan diantar oleh Dimas, dan selama perjalanan membuat perasaanku sedikit bertanya-tanya meskipun aku rasa itu adalah kebetulan semata, dimana nenek Dimas mengenal nama mama tetapi salah menebak nama papa ku.

"Dim kapan kamu ganti ke Blitar"

"Tunggu libur kuliah lah Ly, soalnya punyaku kan belum libur"

Memang Dimas belum lah libur semester, sehingga dua hari ini dirinya sengaja absen dari kampus demi mengantarku dan Lily jalan-jalan menikmati Jogja.

Sesampai di stasiun, kini barang bawaanku telah beranak pinak yang dari berangkat hanya satu tas ransel kini menjadi ada kardus dan tentengan kantong plastik yang berisi oleh-oleh untuk keluarga dan teman-temanku di asrama.

"Aku bawaan aja yang ini"

Dimas dengan gesit membawakan kardus-kardus milikku, berbeda dengan Lily yang membawa barang bawaannya secara mandiri.

"Pamit ya Dim, terimakasih sudah di ajakin keliling Jogja"

"Hati-hati ya, nanti kabari kalau sudah sampai rumah"

Semakin membuat jantungku berpacu ketika tangan Dimas mengusap kepalaku, dan juga senyum manisnya.

"Pret"

Lily yang melihat kami berdua seketika meninggalkanku dan Dimas yang masih berdiri di depan pintu masuk peron.

"Nanti libur kuliah aku ke Kediri"

"Ya udah kamu hati-hati pulangnya"

Perpisahan di stasiun dengan senyuman, yang berisi sebuah janji untuk kembali bertemu nantinya.

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang