Bab 33

3.3K 418 32
                                    

Menonton film komedi, tetapi aku menangis dalam diam, sakit rasanya mengingat mas Leon yang tadi membentakku, kami memang tetap melanjutkan menonton film karena aku berharap bisa terhibur bahkan aku memilih film komedi tetapi disaat kami mengantri untuk masuk kegedung bioskop, ponsel mas Leon berdering tanpa sengaja kulihat siapa pemanggilnya, dan mas Leon memang menolak panggilan itu tetapi itu semua karena sedang bersamaku.

Dan ini tiba-tiba aku mengingat semua perlakuan jahat mas Leon kepadaku, tanpa terkecuali.

Bahkan disaat aku menangis mas Leon hanya diam melirikku, tanpa menanyakan aku kenapa dan itu tak hanya kali ini, disetiap aku menangis mas Leon selalu hanya diam menungguiku sampai tenang sendiri.

Cupp
Hmmpt

Tiba-tiba mas Leon membungkamku dengan bibirnya, menghisap semua bibirku, dan itu membuatku tak lagi bisa bernafas karena hidup yang mampet akan ingus akibat menangis kini bibir pun di bungkam.

Sedikit kudorong mas Leon agar melepas ciumannya, beruntungnya suasana dalam keadaan gelap dan sedikit sepi karena banyak peminat yang lebih menonton film yang lagi hits.

Mas Leon menatapku yang sulit kuartikan entah sedang memarahiku atau menelitiku kenapa aku menangis.

"Ayo kita pulang aja"

Mas Leon membereskan kantong belanjaanku yang berada di bawah kami, kemudian menarik tanganku untuk segera berdiri dan mengikuti langkahnya keluar dari gedung bioskop.

Mengendarai mobil dengan sedikit kencang, tak ada ucapan apapun dari mas Leon selama di perjalanan hingga kami sampai dirumah, dan mas Leon yang langsung mengeluarkan barang-barang belanjaan untuk dibawa masuk kedalam rumah.

Begitupun denganku yang sejak dalam mobil kembali menangis akan perlakuan mas Leon yang bagiku kasar, tak peduli padaku begitu saja masuk kedalam kamar melanjutkan tangisku, sedangkan mas Leon kembali keluar kamar setelah mengganti celana panjangnya menjadi celana pendek.

Lama aku menangis hingga capek dan tertidur, terbangun disaat haru sudah sore bahkan mas Leon tak membangunkan ku untuk sholat.

Rumah terlihat bersih, lantai terasa baru saja di pel dan di luar terlihat sedang hujan deras di saat aku hendak menuju kamar mandi, tetapi mas Leon tak berada dirumah.

Segera kuguyur seluruh tubuhku menggunakan air hangat, dan keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang kulilitkan sampai dada menuju kamar, dengan tak adanya mas Leon aku bisa santai hanya menggunakan handuk tak akan kena omel darinya tentunya.

Dua gamis yang kubeli siang tadi kutimang-timang mana yang akan kupakai, tetapi betapa kagetnya aku di saat aku masih hanya mengenakan handuk dan bercermin dengan menempelkan baju baruku, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

"Mela kira mas Leon keluar, maaf"

Sesalku mengiba, karena mas Leon yang terkejut melotot kearahku, melanggar peraturannya jika aku harus berpakaian di kamar mandi dan kini aku hanya mengenakan handuk di hadapannya.

"Kamu yang mancing ya"

Mendekat kearahku mengambil alih gamis di tanganku dan melemparkan sembarangan, mengunci kepalaku untuk menghadapnya dan lagi-lagi mas Leon mengeksplor seluruh bibirku.

Potongan kejadian dimana mas Leon yang memaksaku malam itu kembali lagi terulang, tapi kali ini aku berusaha tenang, dengan tetap mengendalikan diri.

"Tolong jangan tolak aku"

Bisik mas Leon pelan di telingaku, disela-sela kecupannya pada cuping telingaku, terasa dingin kala handuk yang kupakai menutup tubuh telanjangku ditarik oleh mas Leon begitu saya, dan mulai mendorongku keatas ranjang.

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang