Bab 16

2.8K 369 18
                                    

Di pinggir pantai tak jauh dari rumah, duduk berdua di salah satu bangku dibawah pohon, aku dan mbak Caca sedang menikmati es kelapa muda, bukanlah tujuan kami bersantai menikmati suara ombak, melainkan mbak Caca ingin berbicara serius denganku tanpa ada orang lain tahu.

"Mel, maaf ya sebelumnya jika nanti ucapan mbak ada yang nyakitin kamu, bikin kamu tersinggung"

"Iya mbak"

Kuanggukan kepalaku, dan kembali kuseruput air kelapa ijo yang berada di tanganku.

"Mbak kaget saat kemarin Lily bilang kamu punya hubungan spesial dengan Dimas. Dan kemarin juga tadi mbak begitu kecewa sama kamu saat kemarin Dimas menyuapi kamu makan, mbak lihat itu apa pantas di lihat seorang wanita bermesraan dengan laki-laki lain disaat dirinya akan dan sudah menikah dengan saudara sepupu laki-laki itu. Mbak tahu ini mengejutkan dan sangat mendadak buat kamu, tapi tolong jaga jarak ya mulai sekarang dengan Dimas, bahkan sekarang Leon pun sudah memutuskan hubungannya dengan sang kekasih"

Aku hanya mampu terdiam, menunduk menatap pasir di depanku, cukup berseberangan dengan yang diminta mas Leon kepadaku juga Dimas, yang mana aku boleh tetap berhubungan dengan Dimas, begitupun dengan mas Leon yang mengatakan jika dirinya juga akan tetap berhubungan dengan sang kekasih dan kami tidak boleh ikut campur satu sama lain.

Mbak Caca kembali melanjutkan pembicaraannya setelah terdiam sejenak.

"Sebenarnya ini juga kesalahan para orang tua, yang tidak jujur sejak dahulu akan hal ini, seharusnya kalian dikasih tahu sejak dulu setelah nenek kamu meninggal, tetapi saat itu kamu masih SD sedangkan Leon masih SMA jadi menurut pertimbangan orang tua belum saatnya, tetapi disaat Leon sudah beranjak dewasa harusnya dia terlebih dulu di kasih tahu bukan setelah Leon minta restu untuk nikahi sang pacar baru membuka cerita ini"

Satu hal lagi yang kini akhirnya baru kuketahui, jadi para orang tahu sudah tahu akan hal ini sejak aku masih bocah, dan kenapa pernikahan ini terkesan di segerakan itu karena mas Leon yang meminta restu akan menikahi sang kekasih saat itu di larang adalah karena memang mas Leon harus menikah denganku, dan akhirnya kemarin dirinya menikahiku yang mana dengan sangat terpaksa.

"Kamu tahu kan sifat Leon bagaimana, dia keras kepala, arogan, ngomongnya kadang bikin sakit hati, tapi percayalah sama mbak Caca ya Mel, dia itu baik, penyayang, kamu lihat bagaimana dia menyayangi mama, tak pernah berkata tidak kepada mama berbeda dengan Lily dari situ terlihat bagaimana dia nantinya juga akan menyayangi sang isteri"

Beban dalam diriku semakin berat terasa, kali ini aku harus mempercayai jika mas Leon menyayangi ku, bukankah itu hal mustahil.

"Mela tolong kamu jaga jarak dengan Dimas, dia itu saudara sepupu Leon, jangan sampai mengulang cerita lama keluarga kami yang dahulu pernah ada perpecahan keluarga karena sebuah pernikahan yang gagal dikarenakan orang ketiga"

Aku menoleh kearah mbak Caca yang juga menatapku, terlihat ibu dokter di depanku ini tulus kepada semua keluarganya.

"Dek Mela bisa kan janji sama mbak Caca"

Berat untuk mengatakan tidak, melihat mbak caca yang begitu sayang dan tulus kepadaku, tetapi disisi lain aku ada janji dengan Dimas dan Mas Leon yang berseberangan dengan mbak Caca.

Akhirnya kuanggukan kembali kepalaku, entah nantinya aku akan ingkar kepada siapa, tapi aku tahun akan bagaimana akhirnya yaitu ada orang pasti akan tersakiti olehku.

Setelah menghabiskan es kelapa muda, mbak Caca kembali mengajaku untuk pulang kerumah karena sang putri sudah terbangun dari tidur dan mencari sang ibunya.

"Darimana sih kalian berdua?"

Saat aku dan mbak Caca turun dari motor, tante Eci yang duduk memangku sang cucu menyambut kepulanganku dan mbak Caca dengan kekesalan.

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang