Baru lima hari aku berpisah dengan mas Leon entah kenapa aku begitu rindu dengan nya , jika di minggu-minggu kemarin aku merindukan mama kali ini mas Leon yang begitu kurindukan, apa karena perpisahan kami sebelumnya memberikan kesan yang manis.
Untuk sering kantuknya aku beberapa minggu ini sudah berangsur menghilang, mungkin juga bisa karena hormon PMS karena aku merasa akan haid setelah dua bulan lalu saat aku setres pasca perbuatan mas Leon aku hanya menstruasi tiga hari itu pun hanya bercak darang berwarna coklat, dan bulan lalu aku tak mendapatkan menstruasi dan kali ini mungkin akan mendapatkan.
"Kak Mela ngantuk lagi?"
Siang ini bidan Nina sedang ada rapat di puskesmas induk, aku dan juga teman praktikku di beri wewenang untuk menjaga pustu atau puskesmas pembantu.
"Enggak kok Dek, cuma agak enggak enak badan antara mau muntah juga pusing"
"Masuk angin kali Kak, semalam sehabis ada partus kakak lembur ngerjakan askeb"
"Asam lambungku naik kayaknya"
"Iya, kemarin siang kakak makan rujaknya kebanyakan"
Memang benar kemarin siang asisten rumah tangga bu Nina mengajak kami berdua ngerujak, karena bu Nina mendapat kiriman mangga begitu banyak dari pasien.
Saat tiba-tiba isi perut akan keluar aku segera berlari ke kamar mandi di pustu, mengeluarkan semua isi perutku, dan sesudahnya membuatku begitu lemas.
"Dek kayaknya kita tutup aja deh, sudah siang juga enggak ada pasien"
Menurut akan ajakanku, akhirnya kami menutup pelayanan dan kembali pulang kerumah bu bidan Nina.
Aku yang merasa sudah tak kuat langsung saja naik kelantai atas dan masuk kedalam kamar, segera merebahkan badan tanpa mengganti baju terlebih dulu.
"Kak, ini teh hangat di bikinin embak"
Aku masih mampu mendengar akan tetapi tak sanggup untuk merespon apa yang di serukan adik bidan teman praktikku.
"Mbak Mela makan dulu aja, terus minum obat"
Bahkan terdengar asisten rumah tangga dari bidan Nina ikut masuk ke kamar, memintaku untuk makan tapi rasanya aku tak ada tenaga untuk membuka mata dan keinginanku saat ini hanya ingin bertemu mas Leon.
"Mbak bisa tolong bantuin aku buat Kak Mela minum teh manis aja, biar ada sedikit tenaga"
"Iya mbak, ini kasih minyak anginnya dulu aja"
Suara-suara itu mampu kudengar jelas tetapi aku benar-benar tak ada tenaga untuk sekedar bersuara, rasa lemas lebih dominan.
Setelah mampu kuteguk sedikit teh manis, kini rasa lemas itu berganti menjadi rasa kantuk yang seperti biasanya, dan tak mampu kutahan.
"Melati"
Entah berapa lama aku tertidur, tetapi kini saat aku membuka mata sinar lampu kamar membuatku tak nyaman, dan itu pertanda sudah petang.
"Bu Nina, maaf Mela ketiduran"
"Enggak apa-apa, kan memang lagi kurang sehat"
Bu Nina duduk di pinggir ranjang, dengan memijit kakiku dan itu semakin membuatku tak enak hati, apalagi kini hanya kami berdua di dalam kamar.
"Mama kamu dalam perjalanan kesini, tunggu ya"
"Mela sudah sehat kok bu"
"Iya, tapi kamu harus pulang istirahat dirumah dulu ya, nanti untuk praktiknya dirumah mama kamu cukup, kalau butuh untuk tanda tangan bu Nina nanti bisa kesini"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)
RomanceSeorang laki-laki yang kukenal sebagai kakak dari sahabatku tiba-tiba datang melamarku, dan aku tahu laki-laki ini tak mencintai ku begitu juga denganku yang tak mencintainya. Pernikahan yang sudah terjadi di usia mudaku, hingga membuatku meninggalk...