Bab 23

2.6K 406 19
                                    

Makan malam dirumah mas Leon, yang kukira hanya bersama kedua orang tuanya juga keluarga mbak Caca dan Lily ternyata mengundang keluargaku, karena sebelumnya aku yang akan absen dari acara makan malam itu dengan alasan membantu mama di ruang praktik menjadi gagal karena mama yang lebih awal menutup BPSnya.

"Rin misal kita dapat cucu dari Leon sama Melati gimana?"

"Enggak apa-apa mbak Ci, tapi ya jangan sekarang masih kuliah nanti malah kena DO"

"Benar juga sih, izin dari kampus kemarin gitu"

Obrolan mama dengan mama mertua membuat seketika hilang nafsu makan, bagaimana tidak aku baru saja terpikirkan jika beberapa hari sebelum kepulangan mas Leon aku baru selesai menstruasi, dan kejadian di minggu lalu aku dalam masa subur.

"Kenapa Mel?"

Lily yang ada disebelahku begitu peka ketika sendok kuletakkan dan menggengam kedua tanganku, merasa begitu merinding di semua permukaan kulitku.

"Enggak Ly"

Segera kuraih gelas air minumku, dan saat inilah semua orang menyaksikan aku bergetar membawa gelas itu kearah bibirku.

"Kamu sakit Mel?"

"Melati sakit?"

Mama serta mama mertuaku yang duduk berseberangan denganku dan Lily kompak bertanya.

"Enggak"

Kugelengkan kepalaku setelah air dalam gelas habis kuteguk, dan sesaat rasanya begitu takut aku untuk mendongak bahkan sekedar menoleh kearah Lily.

Sekelebat bayangan satu minggu yang lalu melintas di otakku, dan di susul dengan kemungkinan jika berakibat aku hamil, tentu saja berakhir semua kehidupanku.

"Sakit deh kayaknya Mela, dia berkeringan dingin"

Suara Lily terdengar begitu jelas, tetapi kepalaku terasa begitu berat tanpa bisa ku tahan semua rasa tak nyaman dalam tubuhku, akhirnya aku menyerah ku letakkan kepalaku di atas meja.

"Mel"

"Nduk"

"Melati"

Jeritan itu terakhir kali yang kudengar, dan setelahnya terasa gelap berlanjut tak lagi aku mengingatnya.

Hingga kuterbangun di malam hari, seakan sedang bermimpi buruk dengan di sampingku ada Lily yang juga tertidur tetapi kami sedang berada di kamar mas Leon.

Tenggorkan terasa kering, juga seluruh badan begitu lengkat akan keringat, membuatku ingin bangun dan mencari air minum.

"Mel, udah bangun? Masih malam ini"

Suara Lily yang serak karena baru terbangun, membuatku menoleh saat akan membuka pintu kamar.

"Haus, aku mau ambil minum"

"Sendiri berani kan?"

"Berani lah"

Saat aku keluar kamar, di sofa ruang tengah mas Leon sedang tidur meringkuk, kulewati suamiku itu untuk menuju ruang makan dimana air minum yang kuinginkan sekarang.

"Semalam aku kenapa ya? Mimpi apa beneran ya?"

Setelah kuminum air dan menatap pada meja makan, membuatku bingung apa yang terjadi padaku.

Kembali kedalam kamar, Lily juga belum kembali tertidur, memilih bermain ponselnya.

"Ly, aku kok bingung ya rasanya"

"Bingung kenapa?"

"Entahlah, rasanya nyata tapi juga kayak mimpi"

"Ngelindur kali kamu"

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang