Bab 15

2.6K 338 16
                                    

"Mel, sholat enggak kamu?"

"Iya, bentar"

"Anak perawan jam segini belum bangun, orang-orang aja sudah mau sholat dhuha kamu subuh aja belum"

Suara itu bukan papa, dan papa saja tak pernah mengomel seperti itu ketika membangunkanku, seketika aku membuka mata dan bangkit duduk.

"Enggak usah gaya kaget bangun dimana, masih muda belum pantas pikun"

Benar-benar mulut mas Leon ini mengalahkan mama saat mengomel, bikin sakit hati rasanya, dirinya yang berdiri bersedekap menatapku dingin.

Suasana pengantin baru yang langka, sambutan pagi hari yang sangat mengenaskan untuk pengantin wanitanya.

"Baru juga setengah enam"

Gunamku sendiri, kemudian bangkit dari ranjang untuk keluar kamar dan pulang kerumahku sendiri untuk melanjutkan tidurku yang sejak semalam terganggu oleh mas Leon, bahkan saat tidur di kamarnya aku sangat sulit untuk kembali memejamkan mata akibat dengkurannya yang menggangguku.

Semalam kami memang satu rajang akhirnya, dengan tidur yang berjarak karena sama-sama mengambil tempat di sisi samping kanan dan kiri ranjang.

"Mel, sudah bangun?"

"Iya tante Eca, kesiangan"

"Enggak apa-apa Mel, memang capek kemarin acaranya seharian"

"Mela permisi pulang dulu ya tante, belum subuhan"

Pamitku pada ibu dari Dimas, yang saat aku keluar kamar hanya beliau lah yang sedang duduk pada sofa dan untuk yang lain terdengar ramai di luar rumah dan belakang rumah, sedangkan Lily kulihat juga masih tertidur bersama yang lainya di ruang  keluarga.

Saat masuk kedalam rumah suasana sama dengan rumah milik tante Eci, masih begitu ramai akan keluarga yang bersiap akan kembali pulang kerumah, juga para tetangga yang membantu mama membersihkan rumah akan sisa acara kemarin.

"Sudah sholat Mel?"

"Belum, baru bangun"

"Enggak apa-apa namanya juga pengantin baru"

Basa basi ibu-ibu tetangga yang merupakan teman-teman setia mama juga tim sukses acara pernikahanku kemarin, membuatku pagi ini menjadi bahan godaan mereka.

Tawa sorak dari mereka membuatku segera berlalu menaiki tangga untuk masuk kedalam kamar mandi yang berada di lantai dua.

Seusai membersihkan badan dan berwudhu, masuk kedalam kamar untuk menjalankan sholat subuh dan kembali untuk melanjutkan tidurku.

[Mel, aku mau pulang sama Akung dan Uti kamu enggak kesini]

Pesan singkat dari dimas yang baru saja kubuka, saat aku baru membuka mata disaat pukul sebelas siang dan dikirimkan satu jam yang lalu.

Seharusnya hari senin di tanggal merah seperti ini, aku menikmati liburan dengan kebahagiaan karena terbebas dari kelas yang membosankan, tetapi tidak untuk libur kali ini, kunikmati dengan awal kehidupan baru dengan air mata dan tak tahu bagaimana selanjutnya hidupku.

Segera aku menuju kamar mandi, mencuci muka kembali serta mengganti bajuku dan sedikit memakai pelembab wajah dan bibir.

"Cinn, keluargaku mau pulang nyariin kamu mau pamit"

Lily tiba-tiba saja masuk kedalam kamarku saat aku sedang menyisir rambut, tentu saja aku segera mengikutinya keluar kamar karena Dimas akan kembali ke Jogja, dan aku ingin bertemu dengannya.

Mas Leon sedang mengobrol dengan saudara-saudaranya yang juga ada Dimas disana, kulewati mereka semua untuk tetap mengikuti Lily masuk kedalam rumah dimana ada eyang, oma serta para sesepuh lainya yang sedang menyiapkan barang bawaan mereka.

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang