Leon 2

5.9K 443 60
                                    

Aku masih setia menunggui istriku yang sedang di tangani oleh dokter, begitu cepat terjadi memang saat aku tiba dirumah sakit Melati yang sebelumnya diantarkan oleh para ibu-ibu komplek untuk sampai dirumah sakit, perdarahan yang terus keluar hingga keluar sebuah jaringan yang ternyata itu adalah bayi kami, dan akhirnya Melati harus dilakukan curetase karena setelah janin keluar masih ada sisa jaringan dan itu bisa membahayakan nyawa Melati di tambah keadaan Melati yang drop bahkan dia merancau jika segera mati, dan itu membuatku semakin panik.

Ini terjadi lagi-lagi karena kesalahanku, permasalahan dengan mantan pacar yang kukira sudah selesai sejak satu bulan lalu, itu ternyata salah. Tahunya dia jika aku sudah menikah dengan Melati membuatnya tersulut emosi, menghubungi Melati melalui sosial media karena aku yang tak pernah meresponnya, kembali keniatanku satu bulan lalu jika aku ingin menjadikan Melati masa depanku sehingga aku harus menghindari masa laluku.

Karena Melati yang kuminta tak juga meresponnya, membuatnya semakin emosi, dan akhirnya kenangan kebersamaan dan Cila terpublikasi pada sosial media, tentu saja Clara yang selama ini tak pernah mengekspose siapa kekasihnya dan saat itu foto kami berdua muncul membuat akun-akun gosib bahagia karena mendapat bahan berita.

Tentu saja itu mengganggu mental Melati, dia yang bersedih membuatku tak bisa mengendalikan emosiku, selain melampiaskan emosi aku juga menginginkan pelampiasan lain dari seorang laki-laki.

Sore kemarin Melati sungguh memancing jiwa kelelakianku, aku yang memohon padanya di berikan dengan senang hati juga lagi-lagi hal yang tak pernah kusangka, seorang Melati bisa memberiku pelayanan seakan wanita yang sudah berpengalaman seperti di film-film dewasa.

Jeritan-jeritannya, membuatku mabuk akan pelayanan Melati, dan sore itu kami melakukan pertama kalinya dengan cara saling mendamba bukan sepihak dan pemaksaan.

Merasa mendapatkan sambutan dari Melati, yang kemarin malam sepulang dirinya mengikuti pengajian ibu-ibu komplek, dengan kebiasaan Melati yang membersihkan badan sebelum tidur meskipun sekarang kularang dirinya mandi malam hari, tetapi melati tetap tercium wangi sebelum naik keatas ranjang.

Entah darimana Melati dapatkan baju haram yang semalam dia kenakan, menggodaku dengan dirinya yang memulai memintaku memeluknya juga mengecupnya seperti biasa, kemudian Melati kembali melumat bibirku, tentu saja aku tak ingin seperti sebelum-sebelumnya yang hanya berakhir pada ciuman panas di bibir, tanpa ada penuntasan.

Aku kembali memintanya melayaniku, dan di iyakan olehnya, begitupun dengan siang tadi aku yang sebelumnya di kantor sudah sangat amat sibuk, kemudian pesan dari beberapa teman yang melihat berita tentang aku yang merupakan kekasih dari salah seorang selebgram, tentu saja semakin membuatku jengah.

Dan saat aku pulang kerumah, melihat Melati yang lagi-lagi bermain ponsel dengan menangis, meringkuk di sofa depan televisi membuatku semakin emosi, tentunya bukan kepada Melati tetapi Cila, akan tetapi aku yang berawal menenangkan Melati dengan mengecup berkali-kali wajahnya, bisa berakhir kami yang kembali melakukan hubungan suami isteri.

Terjadilah sekarang, kontraksi akibat cairan sperma yang mengandung prostaglandin membuat akhirnya perdarahan, selain itu tekanan akan masalah hari ini membuat fatalnya keadaan.

"Melati gimana keadaanya?"

Mama mertuaku tiba lebih dulu bersama sang suami, wajah khawatirnya serta air mata yang sudah mengalir itu kembali membuatku merasa bersalah kepada beliau.

"Masih ditangani Ma, maafin Leon ma"

Berpindah aku berjongkok di hadapan mama dari istriku, wanita yang kini membuat kami semua menangis karena takut kehilangannya.

"Sudah lah Le, jangan bahas sekarang"

Bukan mama yang berbicara melainkan papa mertuaku yang memintaku  kembali berdiri, karena sang istri tak menjawab permintaan maafku, mungkin terlalu fatal bagi beliau kesalahanku.

MELATI (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang