"Ahjumma, tolong satu botol soju lagi~"
Chanyeol panik ketika Baekhyun kembali memesan minuman keras, di saat ia sudah menghabiskan tiga botol sejauh ini. Buru-buru Chanyeol melambaikan tangannya, "Tidak, Ahjumma. Teman saya sudah mabuk."
"Ssssshhh!" Baekhyun meletakkan telunjuknya pada bibir Chanyeol, "Aku tidak mabuk~"
Chanyeol menggeleng. "Ayo pulang, sudah cukup."
"Aku tidak mabuk, kamu yang mabuk!" seru Baekhyun. Pemuda itu mencoba berdiri, sebelum akhirnya ia terjatuh. "Gempaaa ... gempa! Ayo, lari!"
Chanyeol menggeleng. Bagaimana ia bisa mabuk, di saat ia tidak minum sedikitpun? Pemuda tinggi itu mengeluarkan sejumlah uang untuk dibayarkan kepada ahjumma yang menjaga toko, lalu ia menghampiri Baekhyun yang terduduk di lantai. "Ayo, kita pulang."
Baekhyun tertawa kecil, namun lama-lama ia semakin menjadi-jadi. Ia mencubit pipi Chanyeol, "Kamu tampan, jauh lebih tampan daripada Nam Hyuk. Tapi kenapa Nam Hyuk lagi-lagi mengkhianatiku?"
Sebulir air mata kembali terjatuh, membuat Chanyeol buru-buru menggendong Baekhyun agar menjauh dari sana. Ia tidak mau menjadi tontonan gratis oleh pengunjung-pengunjung lainnya. Chanyeol mendudukkan Baekhyun di kursi sebelah kemudi, memasangkan seatbelt untuknya, lalu turut duduk di bagian kemudi. Di saat itu pula, Baekhyun sudah menangis tersedu-sedu.
"Tapi bukankah kamu juga sama saja dengannya, dengan tidur denganku?"
Celetukan Chanyeol malah berhasil membuat Baekhyun menangis lebih histeris, membuat si laki-laki tinggi meringis, menyadari bahwa ia sudah salah dalam berkata-kata. "He-hey! Kenapa kamu semakin menangis?"
"Ternyata aku penyebabnya, membuat Nam Hyuk meninggalkanku lagi untuk kedua kalinya," isak Baekhyun. Ia memukul dashboard secara cepat, sebelum berteriak lagi, "SIALAN BAEKHYUN! TERNYATA KAMU LEBIH JALANG LAGIIIIIIII!"
Chanyeol memijit kepalanya. Bagaimana ia bisa membawa Baekhyun dalam keadaan seperti ini? Bisa-bisa nanti mereka langsung ketahuan oleh keluarganya! Salahkan dirinya yang mengajak Baekhyun minum untuk membiarkannya melampiaskan amarahnya tadi. Mata Chanyeol melotot tatkala Baekhyun terus-menerus menjedotkan ke jendela.
Tidak bisa dibiarkan.
Chanyeol menarik bahu Baekhyun, membuat yang ditarik berteriak kesal, "Lepaskan aku! Lepaskan! Ya, aku tahu kamu juga membenciku!"
Pemuda yang lebih tinggi tersebut menangkup kepala Baekhyun, agar pemuda yang sedang mabuk tersebut mau melihat ke arahnya.
"Aku tidak membencimu. Kamu tahu? Ia tidak pantas mendapatkanmu, karena kamu adalah seseorang yang terlalu baik baginya. Jadi, berhentilah menangis, okay? Kamu berhak mendapat seseorang yang lebih baik, yang mau mengerti dirimu."
Baekhyun menggeleng, masih dengan air mata yang menggenang. "Memangnya kamu mau denganku?"
Chanyeol menelan ludahnya. Buru-buru ia menarik tangannya, berdeham pelan, dan mengalihkan pandangannya. "Mungkin kamu bisa mencari seseorang yang lain."
Bibir Baekhyun semakin melengkung ke bawah, hingga akhirnya ia kembali menangis histeris. "Lihat? Kamu saja tidak mau denganku! Kamu jelas membenciku!"
Chanyeol menutup kedua telinganya, sebelum menyahut dengan pasrah, "Iya, iya, aku mau. Aku tidak membencimu. Berhentilah menangis!"
Detik berikutnya, sudah tidak terdengar lagi suara tangisan Baekhyun, sampai-sampai Chanyeol melongo dibuatnya. Ketika ia menoleh, Baekhyun sedang memejamkan matanya seraya bersandar pada jendela mobil, tidak lupa dengan bibirnya yang tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Should be You [CHANBAEK 🔞] [COMPLETED]
RomanceWARNING: • Gay • 21+ • smut • explicit content • read at your own risk. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Semua itu bermula dari Chanyeol yang mendatangi klub malam tempat Baekhyun bekerja. Setelah melewati...