Ch. 20: Hug

565 45 4
                                    

"Kenapa kamu membawaku ke sini?"

Chanyeol tersenyum misterius. "Ayo, turun," ucap Chanyeol setelah selesai memarkirkan mobilnya. Laki-laki itu langsung turun begitu ia mengenakan masker berwarna hitam sebagai penutup wajah, ditambah dengan topi dengan warna senada.

Mata Baekhyun terus-menerus menatap jejeran pakaian begitu mereka masuk ke dalam gedung. Oh, tidak hanya pakaian, namun begitu juga dengan berbagai macam makanan yang memancarkan aroma yang menggoda. Untuk pertama kali dalam seumur hidup, ia masuk ke mall megah seperti ini. Sebelumnya, kehidupannya hanya berputar di pekerjaan malam dan kuliahnya, nyaris tidak memiliki waktu berjalan-jalan karena ia fokus mengambil beberapa pekerjaan freelance sekaligus.

Sementara Baekhyun terus terkesima dengan sekelilingnya, Chanyeol selalu menatap sekelilingnya dengan pandangan khawatir. Beruntung saat ini keadaan tidak terlalu ramai, jadi Chanyeol dapat merilekskan diri sejenak dari kejaran para penggemar.

"Pilihlah baju yang kamu mau."

Baekhyun menoleh ke Chanyeol dengan sebelah alis terangkat, tersenyum menggoda, "Ada apa gerangan?"

"Jangan  berpikir aneh-aneh. Bajumu semuanya tersimpan di kamar yang saat ini ditempati Yoora Noona, ingat?"

Senyum Baekhyun merekah. "Aku boleh memilih semua yang aku mau? Like, sebanyak mungkin?"

Chanyeol mengangguk dengan wajah angkuhnya. "Silakan."

"Kamu yang membayarnya, kan?" tanya Baekhyun memastikan. Chanyeol menunjukkan sebuah kartu dari saku celananya, "Apakah ini sudah menjawab pertanyaanmu?"

Baekhyun tersenyum.

"Kalau gitu, ayo!"

***

Suasana di dalam sebuah ruangan terasa gelap dan sunyi, hingga seseorang membuka pintu rumah tersebut. Seorang gadis masuk ke ruangan tersebut, meraba dinding untuk mencari saklar.

Klontang!

Gadis itu tersentak kaget ketika tanpa sengaja ia menendang sebuah kaleng kosong, bertepatan dengan dirinya yang sudah berhasil menggapai saklar lampu. Ketika lampu telah hidup dan menerangi seluruh ruangan itu, matanya melotot seketika. Seluruh ruangan tersebut dipenuhi oleh kaleng-kaleng yang bertebaran—memang hal tersebut sudah biasa terjadi, namun tidak dengan waktu yang begitu awal.

Perhatiannya teralihkan saat ia mendengar suara tawa dari arah samping. "HAHAHAHA! Dasar si Choi sialan! Begitu pula dengan si Kim itu! Persetan! HAHAHAHAHA!"

Ketika Lee Dong Wook menyadari kepulangan putrinya, laki-laki itu terkekeh pelan. Ia menunjuk seluruh ruangan yang sudah penuh dengan kaleng-kaleng minuman keras, tertawa kecil, "Bereskan, ya! Memang ada gunanya mempunyai anak perempuan, jadinya ada yang bersih-bersih."

Setelah berkata demikian, Dong Wook melempar kaleng di tangannya ke lantai, menimbulkan minuman yang belum sepenuhnya habis itu berceceran keluar. Dong Wook juga langsung terlelap, meninggalkan Erin berdiri dalam kesunyian. Erin mengepal kesal. Ia sudah terlalu lama memendam amarahnya, namun ia tidak bisa mengutarakan perasaannya.

"Appa ... mau sampai kamu seperti ini, lebih mementingkan dendammu pada rekan-rekan kerjamu dibandingkan perasaan putrimu sendiri?"

Ingin sekali Erin mengutarakan kalimat itu, namun lagi-lagi bibirnya hanya mampu terkatup. Tidak ada gunanya ia mengatakannya. Jika ia mengatakannya, ayahnya kemungkinan akan merasa sakit hati, lalu dirinya sendirilah yang akan merasa bersalah yang begitu dalam nantinya. Dengan kata lain, senjata makan tuan.

Erin menghela nafasnya lelah, seiring dengan tetesan air mata yang mulai mengalir melalui pipinya. Ia berjongkok, memungut kaleng-kaleng beserta sampah-sampah lainnya yang berceceran di lantai. Gadis itu masuk ke kamarnya setelah mengepel lantai ruang tamu, terduduk meringkuk di balik pintu. Air mata yang sedari tadi sudah ia tahan, kini akhirnya berhasil ia luapkan. Ia rindu sekali dengan ibu dan kakaknya. Apa yang mereka lakukan saat ini? Apakah mereka bahagia? Ia rindu sekali berada di pelukan mereka, sungguh! Ia bahkan sudah nyaris melupakan wajah mereka karena sang ayah tidak pernah mengizinkannya menyimpan foto mereka.

[BL] Should be You [CHANBAEK 🔞] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang