Baekhyun bersandar di balik tembok luar sebuah kelas kosong seraya bersedekap dada. Dengan kepala bertumpu pada tembok dan mata yang terpejam, indra pendengarannya menangkap suara kecupan-kecupan yang saling sahut-menyahut dari dalam sana. Baekhyun sudah mengharapkan akan mendengar suara lenguhan setelahnya, namun siapa sangka suara laki-laki yang tadinya sedang berciuman itu menginterupsi, "It's enough."
Si perempuan mendecih tidak percaya. "Apakah kamu harus selalu seperti ini? Setiap kita akan lanjut ke tahap berikutnya, kamu selalu menolak!"
"Apa yang salah dari itu?" tanya si laki-laki dengan nada berat dan tegasnya. Si perempuan menatapnya dengan mata yang melotot. Gejolak amarah sudah mengantri di bibirnya, hanya tinggal melontarkannya saja.
"Memangnya apa yang salah dariku? Di saat orang lain begitu ingin tidur denganku, kamulah satu-satunya yang selalu menolakku karena kita hanya akan sampai di proses berciuman!" geram si perempuan kesal. Kedua tangannya terkepal erat. Ingin rasanya ia menampar laki-laki di hadapannya, namun rasa cinta menghalanginya.
"Kalau begitu tidur saja dengan mereka," ucap si laki-laki santai. Ia mengambil jaketnya hendak keluar, namun si perempuan menahan pergelangan tangannya.
"Kita tidak bisa terus begini, Chan! Bagaimana jika kita sudah menikah nanti? Sampai kapan kamu akan terus menolak tidur denganku?" ucap si perempuan dengan mata yang sudah sembab. Bahkan, suaranya sudah bergetar, membuatnya terdengar begitu menyiksa. Si laki-laki menatap tajam perempuan di hadapannya, bahkan suaranya juga terdengar begitu dingin.
"Jangan dramatis."
"Siapa yang dramatis, Chan? Kita sudah bertunangan dan semua orang tahu itu!"
"Jang Tae Ri," panggil si laki-laki dengan nada yang tidak bersahabat. Suaranya begitu mengintimidasi ketika kata berikutnya kembali ia lontarkan, "Pergilah."
"Sialnya aku begitu mencintaimu, Park Chanyeol!" teriak si perempuan bernama Tae Ri itu kesal. Gadis yang membuat kehebohan di kantin pagi tadi menghentak-hentakkan kakinya seraya berjalan keluar ruangan itu. Mata sembabnya bertemu dengan mata Baekhyun sesaat setelah keluar, sebelum ia berlari menjauhi ruangan itu.
Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perdebatan itu. Ia teringat sesuatu sekarang. Saat bercinta kemarin, Loey yang diketahui bernama Park Chanyeol itu mendesahkan nama tunangannya. Ia tidak tahu apa yang menyebabkan laki-laki itu menolak tidur bersama tunangannya sendiri, namun setidaknya tidak sia-sia ia mengikuti jackpot-nya itu diam-diam sedari ia menyelesaikan mata kuliahnya. Hal itu bermula dari Chanyeol yang kebetulan melewati kelasnya, sebelum Baekhyun memutuskan untuk mengekorinya.
Baekhyun baru saja hendak pergi namun ia urungkan ketika ada yang lebih menarik perhatiannya: Chanyeol berlari tergesa-gesa ke arah yang berlawanan dari posisi berdiri Baekhyun. Bibir Baekhyun tertarik ke atas. Sepertinya ada hal menarik lainnya dari Chanyeol. Kedua kakinya turut bergerak cepat, mengikuti pemuda tinggi itu.
***
Benar apa yang dipikirkan Baekhyun tadi: ada hal menarik lainnya dari Chanyeol.
Setelah mengikuti kemana Chanyeol pergi, ia tiba di sebuah toilet laki-laki yang posisinya berada di ajak ujung gedung itu. Toilet ini merupakan salah satu tempat yang jarang dimasuki orang-orang karena posisinya begitu jauh.
Suara desahan kecil memenuhi toilet yang jarang pengunjung itu. Lagi-lagi Baekhyun bersandar di wastafel seraya bersedekap dada, menghadap bilik-bilik dengan pintu terbuka, kecuali satu yang ditengah. Dari sana pulalah sumber suara lenguhan itu.
"Aaaaah ... Tae Ri-ya ... aaaaah ...."
Baekhyun kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Apakah laki-laki itu selalu horny setiap saat?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Should be You [CHANBAEK 🔞] [COMPLETED]
RomanceWARNING: • Gay • 21+ • smut • explicit content • read at your own risk. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Semua itu bermula dari Chanyeol yang mendatangi klub malam tempat Baekhyun bekerja. Setelah melewati...