Ch. 13: Taken

724 56 4
                                    

Chanyeol terbangun dengan kepala yang berdenyut. Ia memijat kepalanya pelan, sebelum mencoba bangkit dari tidurnya. Seluruh tubuhnya tidak terdapat benang sehelaipun. 

Ia tertawa kecil. Ia tidak dapat mengingat apa-apa, namun setidaknya ia ingat menemui Tae Ri di bar lalu bermain dengan Baekhyun. Entah bagaimana Baekhyun bisa tiba-tiba muncul di bar dan bercinta dengannya, namun Chanyeol suka. Ada apa gerangan, hingga diam-diam Baekhyun membuntutinya ke bar?

Baiklah, ia akan memberi Baekhyun ke kampus hari ini karena suasana hatinya sedang bagus.

Chanyeol kembali tertawa puas. Ia segera mengambil pakaiannya dan berjalan keluar kamar, namun tidak menemukan Baekhyun di manapun.

"Baekhyun?" panggil Chanyeol, namun ia tidak mendengar Baekhyun menjawabnya. Dahinya menyerngit bingung, sebelum mencoba menelepon pemuda itu.

"Halo?" sahut Baekhyun di seberang sana. Chanyeol berdeham pelan, "Kamu di mana? Aku akan segera berangkat ke kampus, jadi aku berniat mengantarkanmu juga, selagi mood-ku bagus."

"Tidak perlu, terima kasih."

Chanyeol memutar bola matanya malas. Ia bersedekap dada, "Kalau aku bilang akan sekaligus mengantarmu, ya terima saja! Sombong sekali."

Decakan kecil terdengar dari seberang sana. "Aku sudah di kampus, jadi untuk apa kamu mengantarku lagi?"

"Kau ... ke kampus sepagi ini?" tanya Chanyeol melongo. Baekhyun mengangguk meski sang lawan bicaranya tidak dapat melihatnya, "Ya, apalagi aku ke kampus dengan berjalan kaki, berkat manusia tiang dingin yang tidak pernah bersedia memberiku tumpangan sejak hari pertama di rumahnya, kecuali baru hari ini entah angin darimana ia kukuh untuk mengantarku."

"Terserah. Kalau tidak mau kuantar, ya tidak perlu menyindirku seperti itu!" seru Chanyeol kesal. Bisa-bisanya mood pagi yang indah itu dihancurkan begitu saja oleh seorang Baekhyun yang tidak tahu diri.

***

"Aku berencana memberikan kesempatan kedua pada Nam Hyuk," ucap Baekhyun tiba-tiba, membuat Erin melototkan matanya.

"Ah ... keputusanmu sudah bulat, kah?" tanya Erin. Baekhyun mengendikkan bahunya tanda tidak tahu. "Perasaanku belum hilang sepenuhnya pada Nam Hyuk, tapi sepertinya perasaanku juga mulai bertumbuh pada Chanyeol."

Pernyataan Baekhyun kembali sukses membuat Erin melongo, sebelum mengatupkan kembali bibirnya dan menerjapkan matanya pelan. "Memangnya apa yang kamu rasakan? Cemburu, kah?"

Baekhyun tersenyum miris. "Bisa jadi. Entahlah. Mendengar suaranya membuatku tenang akhir-akhir ini. Pagi tadi ia meneleponku menanyakan keberadaanku, karena katanya ia akan mengantarku. Jujur, aku senang. Di saat itu pula aku menyesal sudah berangkat pagi."

Erin terdiam, menyimak semua yang dilontarkan oleh sahabatnya. Baekhyun tertawa miris, "Setidaknya aku harus mencoba kembali membuka hatiku untuk Nam Hyuk agar mencegah perasaanku terhadap Chanyeol semakin dalam, bukan?"

Erin menghela nafasnya, sebelum menunjukkan senyum manisnya. "Go for it, for what you want. Aku akan selalu mendukungmu."

Baekhyun tertawa kecil. Kini gilirannya menatap Erin dengan pandangan nakalnya, "Jadi ... apakah kamu mempunyai momen lain bersama Sehun?"

Erin menggeleng. "Tidak, tapi kurasa apa yang kucapai saat ini sudah cukup, sebatas ia mengetahui bahwa aku hidup dan pernah berbicara. You know, Baek, aku tidak mau jatuh terlalu dalam ke pesona Sehun sampai berharap hubungan kami bisa lebih dari sekadar penggemar."

Baekhyun tersenyum. "Got it, got it."

"Byun Baekhyun, kita perlu berbicara."

Erin dan Baekhyun menoleh ke sumber suara. Di sana, Chanyeol menatapnya dengan mata tidak suka.

[BL] Should be You [CHANBAEK 🔞] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang