Ch. 22: Drama

530 44 4
                                    

Ting tong!

Mendengar ada suara bel, buru-buru Yoora membukakan pintunya. Wanita itu tersenyum hangat saat menyadari tamu yang mengunjungi mereka.

"Eonni!" sapa Tae Ri senang, memeluk Yoora dengan erat. Yang dipeluk turut menepuk-nepuk punggung gadis itu, sebelum melepaskan pelukan mereka. "Bagaimana kabarmu? Datang mengunjungi Chanyeol, ya?"

Tae Ri mengangguk. "Iya, sekaligus membawakan makanan untuknya."

"Memang calon adik ipar yang idaman sekali," canda Yoora, membuat Tae Ri tertawa. Bertepatan dengan itu, Seo Yoon berlari keluar.

"Halo, Seo Yoon!" sapa Tae Ri yang langsung menggendong Seo Yoon ke pelukannya.

"Duduklah dulu. Eomma dan Appa akan datang sebentar lagi," ucap Yoora. Tae Ri mengangguk. "Aku juga ingin mengumumkan sesuatu malam ini."

Yoora terkekeh pelan. "Aku jadi tidak sabar untuk mendengarnya nanti."

***

"Cut! Bagus! Tatapan kalian begitu menyedihkan, terutama Chanyeol, jadi penggemar pasti berhasil turut merasa sedih saat menonton MV-nya nanti," ucap produser sambil bertepuk tangan ria. Shooting bagian terakhir dari music video sudah selesai, namun Baekhyun belum juga menampakkan dirinya.

Awalnya Chanyeol tidak merasa ada yang aneh, namun ia mulai benar-benar khawatir saat Baekhyun benar-benar menghilang tanpa kabar. Tidak peduli sudah berapa kali Chanyeol menelepon Baekhyun, belum sekalipun Baekhyun menjawabnya. Semua pesan juga belum ada yang terbaca.

Apakah Baekhyun sudah terlebih dahulu pulang ke rumah?

Chanyeol mengendarai mobilnya dalam laju yang cepat. Ia masuk ke rumah dengan langkah yang terburu-buru, namun suasana yang begitu ramai berhasil membuatnya terhenti sejenak.

"Babe, kamu sudah pulang!" pekik Tae Ri yang langsung memeluk Chanyeol erat, membuat laki-laki tinggi itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Juga, di mana Baekhyun? Tidak mungkin laki-laki itu pulang kemari jika keadaan rumah begitu ramai, bukan?

"Tae Ri berkata ia memiliki pengumuman penting, jadi duduklah terlebih dahulu," ujar mama Park. Chanyeol mengangguk, memutuskan untuk duduk di salah satu sofa di sana. Tae Ri mengeluarkan suatu bungkusan kecil dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya pada kekasihnya itu. "Aku ingin kamu menjadi orang pertama yang mengetahui hal ini, karena ini hadiah darimu."

Chanyeol menyerngit, namun ia tetap membuka bungkusan itu. Semua orang juga turut menyimak, merasa penasaran dengan apa yang hendak Tae Ri sampaikan. Hingga ketika seluruh kertas yang membungkus benda di dalamnya sudah berhasil dilepaskan, mata semua orang melotot secara serentak. Keluarga Chanyeol menatap benda itu dan Chanyeol secara bergantian, sementara si laki-laki tinggi hanya mematung. Ia menatap Tae Ri dengan pandangan tidak sukanya, sebelum menunjukkan testpack dengan dua garis merah di tangannya, "Apa maksudnya ini?"

"Aku hamil. Anakmu akan segera lahir dalam waktu sembilan bulan," ucap Tae Ri dengan wajah berseri-seri. Gadis itu langsung bergelayut manja di lengan Chanyeol, "Kapan kita akan menikah?"

Bertepatan dengan itu, terdengar suara kumpulan papan yang berjatuhan dari arah luar. Semua orang tersentak kaget, namun Mama Park bersikap menenangkan, "Mungkin hanya ulah kucing liar yang tidak sengaja menjatuhkan sesuatu di luar sana."

"Babe, kamu belum menjawab pertanyaanku," sungut Tae Ri, membuat Chanyeol kembali tersadar dengan dunia nyata. Ia menarik dirinya dari pelukan Tae Ri, menatap Tae Ri dengan alis yang berkerut, "Kita tidak pernah melakukan itu. Aku tidak akan menikah denganmu, karena itu bukan anakku."

Plak!

Semua orang di sana terdiam begitu Tae Ri menampar Chanyeol keras. Pemuda tinggi yang baru saja ditampar itu memegang pipinya yang perih.

"Kita pernah melakukannya, Chanyeol! Di hari kamu menyusulku ke pertemuan dengan teman-temanku malam itu, kita bermain game dan saling menantang agar tidak jatuh mabuk terlebih dahulu. Tapi pada akhirnya, kamu mabuk, Chanyeol! Dan kita melakukannya!" seru Tae Ri dengan air mata yang menggenang. Gadis itu menyeka air matanya, sebelum kembali bersuara, "Tapi, kamu tahu apa yang paling menyakitkan bagiku?"

Tae Ri mengambil nafas sejenak, sebelum melanjutkan dengan suara yang bergetar, "Tepat setelah kamu mencapai titik klimaksmu malam itu, bukan namaku yang kamu desah, tapi Baekhyun!"

Yoora menutup telinga Seo Yoon. "Maaf menyela, tapi aku akan membawa Seo Yoon ke kamar dulu."

Chanyeol menelan ludahnya susah payah. Apakah benar ia sudah melakukannya dengan Tae Ri?

"Pertanyaanku adalah, siapa Baekhyun? Laki-laki yang selama ini tinggal bersamamu di sini?"

Chanyeol menatap Tae Ri dengan tatapan tajam. "Aku selalu tinggal sendiri di sini."

Tae Ri mendecih. "Aku sudah mencapai batas kesabaranku, Chanyeol! Mau sampai kapan kamu berbohong? Pada malam itu, kamu sudah mabuk berat. Menurutmu, bagaimana kamu bisa pulang dengan selamat ke rumah? Semua itu berkat aku! Aku yang membawamu pulang, tapi apa yang kudapatkan? Seorang laki-laki sedang berada di rumahmu, padahal jelas-jelas itu sudah tengah malam, Chanyeol! Jawab aku, Chanyeol! Apakah kamu kini sudah menjadi gay?"

Chanyeol masih terdiam. Ia hanya merasa takut. Apakah kini karirnya akan hancur? Orang tuanya juga pasti akan kecewa berat padanya. Tapi di antara semua kekhawatirannya itu, ia paling mengkhawatirkan Baekhyun. Apa yang akan terjadi pada Baekhyun? Apakah Baekhyun akan baik-baik saja?

Lamunannya teralihkan saat sang ayah berdeham. Beliau yang sedari tadi terdiam, hanya bangkit dan berjalan pergi. Mama Park menatap kecewa pada putranya, sebelum bersuara, "Eomma harap kalian dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik." Setelahnya, Mama Park menyusul kepergian Papa Park, meninggalkan dua insan yang tengah berseteru tersebut.

Tae Ri mengambil tasnya. "Aku harap kamu dapat segera memberiku jawaban, Chanyeol. Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk menenangkan diri. Setelah itu, aku akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan kehamilanku akan anakmu, beserta perencanaan pernikahan kita. Aku tidak akan membiarkan media mencidukku terlebih dahulu bahwa aku hamil, karena hal itu hanya akan menimbulkan masalah bagi kita berdua."

Setelahnya, Tae Ri juga pergi. Chanyeol menggerang kesal, mengacak-acak rambutnya frustrasi.

***

Tengah malam Erin dibangunkan oleh ponselnya yang berdering. Buru-buru ia mengangkat teleponnya, khawatir bila ternyata Baekhyun mencoba menghubunginya.

"Halo?"

"Erin ... aku di depan rumahmu."

Gadis itu mulai terisak saat akhirnya ia dapat mendengar suara Baekhyun lagi. Buru-buru ia berlari keluar rumah, memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Baekkie! Kamu ke mana saja?" isak Erin. Hatinya semakin sakit saat melihat pakaian Baekhyun yang berantakan, dengan air mata yang membasahi pipinya. "Apa yang terjadi?"

Baekhyun balas memeluk Erin, turut terisak. "It hurts, Erin," gumamnya pelan, di sela-sela isakannya. Erin tidak tahu apa yang telah terjadi, namun ia tahu Baekhyun tidak baik-baik saja, begitu pula dengan dirinya. Ia melepaskan pelukan Baekhyun, menatap sahabat satu-satunya itu dengan mata yang berkaca-kaca, "Haruskah kita kabur saja dari sini? I'm not feeling good here, too."

Baekhyun mengangguk. Erin mengulas senyum kecil, sebelum mengangguk. "Tunggu sebentar. Ada yang ingin kubawa sebelum kita kabur dari sini."

Setelahnya, Erin kembali ke rumahnya, mengambil barang-barangnya. Baekhyun menengadahkan kepalanya, menghela nafas. Air matanya kembali berjatuhan. Dirinya sudah lelah dengan semua drama ini. Ia menatap bulan purnama yang tengah bersinar terang, namun tidak berhasil menyinari hatinya yang gelap.

"Selamat menikmati kehidupanmu, Chanyeol. Aku tidak akan mengganggumu lagi."

***

26 April 2022

Fyi, untuk scene Chanyeol mabuk yang dijelasin Tae Ri, bisa dibaca kembali pada "Ch. 12: The Kissmark" just in case sudah lupa yaa XD

Gimana? Kesal ga? WKWKWKWK

Published on: 5 Mei 2022

[BL] Should be You [CHANBAEK 🔞] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang