Part 32

280 30 0
                                    

Dimalam yang indah ini , dibawah sinar rembulan yang dikelilingi bintang, terlihat seorang Park Jimin sedang berjalan sendirian menuju istana. Surai hitam legam, bahu lebar nan kokoh , serta tubuh tinggi berototnya menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang Park Jimin, dan jangan lupakan bahwa dia adalah tangan kanan Raja yang menjadi nilai plusnya.

Tujuan utamanya saat ini adalah menemui adik kesayangannya yang tak lain dan tak bukan adalah Hwanglin. Akhir-akhir ini dia jarang sekali menemui adiknya itu .

Sesampainya dikamar Hwanglin , Jimin melihat ada seorang tabib yang sepertinya telah selesai memeriksa keadaan Hwanglin. Melihat wajah adiknya yang sendu dia bertanya.

" Hwanglin apa sesuatu yang serius terjadi padamu?" Tanyanya setenang mungkin , walaupun tersirat nada cemas dalam suaranya.

Hwanglin yang baru menyadari kehadiran kakak nya , sontak kaget .

"Oppa.." ucapnya bergetar

Jimin lantas mendekat dan duduk diranjang sejajar dengan Hwanglin.

" Katakan kau sakit apa?" Tanyanya lembut seraya membelai wajah cantik adiknya yang sudah dibasahi air mata .

" Oppa, aku..aku.." paraunya disertai isak tangis , terlalu takut mengatkan apa yang sebenarnya terjadi.

Jimin yang melihat adiknya menunduk , mendadak curiga. Dia lalu mengalihkan pandangannya kepada tabib yang tadi memeriksa Hwanglin.

Tabib yang mendapatkan tatapan seperti itu , sontak berkata

"Permaisuri Hwanglin Hamil tuan" ucapnya

Jimin juga terkejut ,sontak fikiran buruk berkeliling dikepalanya, namun dia segera membuang fikiran buruk itu.

"Kalau begitu terimakasih dan kau boleh pergi, tapi jangan beritahu siapapun tentang hal ini" ucap nya tenang , namun tersirat akan ancaman

"Baik tuan" ucap tabib itu , lalu segera pergi dari kamar Hwanglin.

"Katakan yang sebenarnya!" Ucap Jimin tegas, menatap adiknya penuh tuntutan.

"Maaf" lirihnya tak sanggup menatap mata sang kakak.

"Bukan kata itu yang ingin aku dengar" ketus Jimin

"Sekarang katakan, siapa ayah dari anakmu itu"

"Aku mohon, siapapun ayah dari anakku, kau tidak boleh menyalahkannya" ucap Hwanglin memohon

"Jangan bilang Jungkook adalah ayah dari anak ini" ucap Jimin dengan tatapan nyalang.

Hwanglin tak menjawab, dia semakin menundukkan kepalanya

"Aku akan membunuh pemuda Jeon itu" ucap nya menggebu-gebu disertai amarah yang tersirat dalam wajahnya.

"Oppa!!" Teriak Hwanglin tatkala oppanya itu bergegas pergi meninggalkan kamarnya. Sudah diketahui pasti kemana oppa nya itu akan pergi.

Tanpa mereka sadari Khagura sudah berada dikamar itu sedari tadi seraya memegang sepiring kambing hutan panggang ditangannya.

Melihat Jimin yang ditarik oleh Hwanglin, dia sontak menghentikan Jimin.

" Tunggu !" Ucapnya menghadang jalan Jimin

Jimin menundukkan kepalanya memberi hormat

"Bicarakan ini baik-baik dulu dengan Hwanglin" ucap Khagura

"Jangan halangi aku Ratu , ini urusan keluarga kami" ucap Jimin dengan wajah datar.

" Oppa, kumohon" ucap Hwanglin masih menahan tangan Jimin

King of Taehyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang