Marigold

619 102 0
                                        

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








"Nggih Buk, dammie tutup dulu." Yedam menutup panggilan itu, lalu membalikkan badannya.

"YA AMPUN." Tubuh Yedam hampir jatuh, jika Doyoung tidak cepat merengkuh pinggang si manis.

"Ngagetin, ih."
"Hahaha maaf sayang, aku gak sengaja." Yedam kembali berdiri, dan melihat suaminya yang masih tersenyum.

"Kamu ngapain?"
"Nemenin kamu, lagi apa?"
"Oh, tadi ibuk telepon."
"Mau apa?"
"Nanyain kabar cucu sama menantunya, baru anaknya." Jawab Yedam dengan sedikit nada kesal.

"Kesal?"
"Sedikit."
"Kenapa?"
"Ibuk, nanyainnya kalian dulu baru aku." Doyoung kembali tergelak, lucu kalo istrinya lagi merajuk.

"Kamu cemburu?"
"Iya lah."
"Gakpapa, kan ada aku yang bakal terus ngutamain kamu."
"Ih, gulali dasar." Mereka terkekeh.

"Yaampun, mata mas udah gak suci lagi." Seru Dong Hyun yang sedari tadi menonton drama romance orangtuanya.

"Jangan di contoh, mas !!"
"Iya Buk, kayaknya mas bakal menghindari sikap sejenis ayah deh." Doyoung mendengus.

"Kamu pikir, ayah ini apa?"
"Yah, sejenis makhluk langka mungkin?"
"Hush, gak sopan mas." Si remaja SMP itu terkekeh, lalu meminta maaf pada ayahnya.

"Tadi eyang telepon?"
"Iya, nanyain mas loh."
"Iyakah?"
"Heem, katanya mas kapan main ke Jogja?"
"Waduh, berat itu."
"Apanya yang berat?"
"Mas, gak betah lama-lama disana." Doyoung perlahan mengangguk setuju, entah apa alasannya tapi diapun merasa sama seperti sang putra.

"Mas itu emang cetakan ayah banget, Ibuk cuma tempat penitipan aja kayaknya."

"Ih, enggak. Etika mas, sama kayak Ibuk."
"Opo Iyo?" Doyoung bertanya dengan muka nyebelin nya, membuat Yedam tergelak.

"Mas, mau kemana?" Tanya Yedam setelah tawanya mereda.

"Ini, mas mau izin kerja kelompok."
"Dimana?"
"Dirumah Koki."
"Tumbenan disana, biasanya kan disini." Dong Hyun menatap ayahnya, kemudian menghela nafas.

"Capek mas kalo harus jawab semua pertanyaan ayah, intinya kita punya temen kelompok baru dan rumahnya searah sama rumah Koki. Jadi, kita setuju dirumah Koki, biar di tengah-tengah."

Doyoung mengangguk paham, lalu melihat sang putra.

"Ayah anterin, ayo !!"
"Oke. Buk, mas berangkat yo."
"Hati-hati mas, ayah juga hati-hati !!" Doyoung mengangguk, kemudian berbalik menatap Yedam.

"Ibuk, mau titip sesuatu gak pas ayah pulang?" Yedam diam, lagi mikir.

"Nanti deh, kalo mau Ibuk chat aja."
"Oke, kunci pintu rumah ya !!" Yedam mengangguk.






   💐






"Ini diminum yah !! Maaf cuma seadanya." Hyunsuk menaruh tiga gelas kopi, dan beberapa camilan.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang