Zinnia flower

554 93 2
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Haruto membuka matanya saat mencium bau masakan, tapi keningnya berkerut. Masih dengan posisi yang sama tapi kini pikiran Haruto sedang bertanya-tanya, memangnya mamah dia bisa masak? Dan kalopun itu bibi yang kerja pasti gak mungkin masak sarapan sepagi ini.

Karena penasaran, Haruto langsung membuka mata. Lelaki jangkung itu diam berusaha mengumpulkan nyawa sambil menatap sekitaran, semuanya terasa asing dimata dia.

"Ah~" serunya pelan saat sadar dia ternyata belum pulang dari semalam, lalu matanya menangkap sosok tinggi yang semalam dia tenangkan sedang memunggunginya.

Semakin terkumpul kesadarannya, maka semakin jelas juga bau masakan yang dia cium. Haruto sedikit merasa canggung, dia jadi gak tahu harus ngapain.

"Oh, sudah bangun? Selamat pagi, kalo mau ke kamar mandi bisa lewat sini yah !!" Haruto mengangguk, suara orang itu ramah banget buat didenger. Yah, kayak lagi nyapa customer toko bunganya seperti biasa.

Tanpa menunda lagi Haruto langsung pergi ke kamar mandi, dia hanya mencuci muka. Saat sedang menatap pantulan wajah nya, manik tajam dia teralihkan pada dua sikat gigi yang terpajang di sana.

"Ini... Punya mereka berdua? Kenapa dua-duanya pake sikap gigi karakter gini?" Haruto menelisik sikat gigi warna abu-abu yang diujung pegangannya ada kepala koala kecil, lucu aja kalo diliat tapi kalo untuk dipake orang dewasa kayaknya...

"Ah, maaf." Dengan cepat Haruto langsung kembali menaruh asal sikat itu, lalu dia menatap si pemilik toko bunga yang berdiri dipintu kamar mandi.

Dengan jelas Haruto melihat mata bulat si pemilik toko yang masih bengap, suaranya juga sedikit sumbang.

"Apa sudah selesai?"
"Huh? Ah, iya."
"Kalo gitu bisa giliran?"
"Oh, iya. Silahkan !!" Haruto langsung keluar kamar mandi, dia jalan kesofa tempat dia semalem tidur.

"Eh?" Haruto menatap kaget anak yang kemarin dia tolong, lagi duduk disofa terus nengok ke dia sambil senyum.

Senyumnya juga ramah, mirip si pemilik toko bunga. Tapi Haruto sedikit meringis, dia ikut merasakan sensasi nyut-nyutan dari luka dibibirnya saat ditarik untuk terseyum.

"Sudah, jangan terlalu lama terseyum !!"
"Huh?"
"Ah, maksud saya jangan senyum terlalu lebar pasti bibir kamu sakit kan?" Si anak itu berkedip-kedip, lalu melunturkan senyumnya.

Tapi saat itu Haruto malah melihat ekspresi judes diwajah si remaja SMP itu, jadi agak serem juga kalo liat wajah datarnya.

"Eh, udah bangun?" Anak itu mengangguk dan lagi-lagi bibirnya melengkung lebar, Haruto bergidik ngeri.

"Ayo sarapan dulu !!" Haruto menatap sosok disamping nya yang balas menatapnya juga. "Mari sarapan dulu sebelum anda pulang !!"

Saat akan berjalan menuju meja makan Haruto menatap si anak SMP itu kesulitan untuk berdiri, dia juga gak mungkin kan buat pura-pura gak liat atau gak peduli? Jadi, Haruto langsung menghampiri anak itu.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang