Peony

752 126 8
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




"Pagi Bun.."
"Selamat pagi, sayang." Junkyu menyambut putranya, lalu dia melihat dasi Koki yang masih belum berbentuk.

"Itu kenapa dasinya belum bener?"
"Nanti aja Bun, sekarang makan dulu." Junkyu terseyum tipis, ternyata masih ada yang bisa dia ingat dari kebiasaan Noa.

"Sini, bunda benerin dulu !!"
"Gakpapa Bun, Koki bisa sendiri kok."
"Jangan menunda-nunda pekerjaan, kalo bisa sekarang lebih baik langsung dikerjakan. Lebih cepat lebih baik tapi ingat juga, tetap harus teliti dan hati-hati !! Karena cepet tapi hasilnya buruk sama aja gagalkan?" Koki mengangguk.

Junkyu mulai membenarkan dasi sang putra dan Koki melihat wajah ibunya dengan seksama, bibir si anak terseyum tipis.

Bagaimana bisa ayahnya menyelingkuhi manusia semanis ibunya? Bahkan jika Koki jujur, ibunya adalah definisi dari manusia hampir sempurna.

Sikap lemah, lembut, hangat dan penuh kasih sayang serta tubuh dan wajah yang sangat banyak didambakan orang-orang sudah ada di satu orang yang kini menjadi ibunya, Koki bukan ingin riya atau sombong tapi dia hanya merasa teramat sangat bersyukur telah menjadi anak dari sosok Junkyu.

Yah, walaupun kisah hidupnya tidak sesuai dengan yang dia inginkan tapi tak apa, hidup tidak selamanya berjalan rapih kan? Dan cerita penuh plot seperti hidupnya ini, tidak buruk juga untuk dijalani.

"Udah ngelamunnya? Ayo makan !!" Koki langsung berkedip, kemudian mengangguk.

"Sarapannya cuma nasi goreng suwir ayam gakpapa kan?"
"Gakpapa Bun, aku kan pemakan segala." Junkyu tertawa kecil mendengar celotehan anaknya, lalu dia menaruh piring didepan Koki.

"Yaudah, makan gih !! Oh iya, bekal makan siang Koki udah bunda simpen di tas yah." Si remaja SMP itu mengangguk, sambil tetap mengunyah.

"Koki.."
"Iya?" Anak itu melihat wajah sang ibu, ah dia sudah hapal apa yang akan junkyu katakan jika ekspresi nya sudah seperti ini.

"Sekolah lancar kan?" Koki mengangguk. "Papa kamu masih ngirim uang?" Kunyahan Koki terhenti, lalu menatap sang ibu dengan senyum cerianya.

"Bunda tenang aja !! Tabungan koki masih ada kok."

"Nak, kalo butuh sesuatu bilang yah !! Kamu juga masih tanggungan bunda, bunda masih sanggup kok buat tambahin kebutuhan Koki. Kalo nanti papa kamu udah berhenti kirim uang, bilang bunda yah !!"

Rasanya tenggorokan Koki tercekat, ibunya berbicara seandainya kan? Padahal ucapannya sudah menjadi kenyataan, tapi Koki enggan membuat ibunya terus kesulitan.

"Koki denger kan?"
"Iya Bun, Koki denger kok."
"Bunda mohon sama Koki, tolong terbuka sama bunda yah nak !!" Koki hanya tersenyum tipis, kemudian lanjut sarapan.

Junkyu memang tidak tahu kebenaran nya, tapi seenggaknya remaja SMP itu adalah darah dagingnya sendiri jadi Junkyu sudah bisa menebak kalo sikap putranya tak jauh berbeda dari dia.

Dulu, Junkyu juga lebih senang menahan dan menelan semua rasa sakitnya kenyataan sendiri. Tapi kali ini, dia tidak ingin putranya merasakan hal yang sama, cukup dia saja.



💐



"Ayah.." Doyoung menatap sang putra, lalu tersenyum lembut.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang