Kenanga

544 94 2
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




Tin Tin

Junghwan menatap mobil yang baru datang kedepan pagar kosannya itu, dia baru selesai memakai sepatunya di teras.

"Siapa tuh?" Junghwan menatap si penanya, lalu menggidik. "Bukan jemputan lo?"

"Gak tahu, belum liat orangnya."
"Ya samperin dongo, lu kira dia bakal keluar mobil sambil lambai-lambai tangannya kayak di Pelem?" Junghwan yang mendengus.

"Kamu, gak kemana-mana?"
"Ngape emang?"
"Nanya aja sih."
"Gue mau ngapel nanti, kan gue gak kayak lu, jumblo." Junghwan mengabaikan wajah mengejek Riki, kalo di ladenin bakal panjang urusannya.

"Ra ceto."(gak jelas)
"Terserah lu, yang penting gue happy." Riki jalan mundur sambil tetep ngejek Junghwan, sampai akhirnya lelaki itu keserimpet keset depan kamarnya sendiri dan terjungkal.

Junghwan tertawa puas. "Kakean polah sih, tuman."(banyak tingkah sih, kebiasaan) Junghwan berdiri dan lanjut berjalan menuju pagar.

Ternyata benar, mobil dengan cat biru kalem itu adalah milik atasannya. Wajar Junghwan gak tahu, kan baru pertama kali ini liatnya.

"Udah siap?"
"Selamat pagi pak, iya sudah siap." Terlihat wajah jengah Jeongwoo, tapi Junghwan mengabaikan nya.

"Ayo masuk !!" Junghwan menurut dan masuk lewat pintu yang dibukakan Jeongwoo, sungkan sih tapi kalo ditolak bakal lama urusannya.

Setelah didalam mobil, keduanya malah diam dan asik dengan pikiran masing-masing. Jeongwoo juga tengah fokus pada jalanan, lalu tangannya menarik sebuah tablet PC yang di simpan di saku pintu mobil.

"Kamu tolong periksa semua e-mail yang masuk, kalo ada yang gak paham langsung tanya aja !!" Junghwan menerima benda tadi, lalu mulai menjalankan perintah atasannya.

Jalanan sedikit padat tapi tidak sampai macet, jadi lumayan cepet juga Jeongwoo mencapai tujuannya.

"SMP?" Junghwan menatap Jeongwoo bingung tapi tak mendapatkan jawaban apa-apa.

"Ayo turun dulu !!"
"Kenapa ke SMP? Memangnya perusahaan ada kerja sama dibidang pendidikan?" Jeongwoo malah diam, dan itu membuat Junghwan sebal.

Melihat raut kesal si karyawan, Jeongwoo langsung berusaha mengatur ekspresi nya.

"Saya kesini cuma buat ngehadirin rapat, kedua kakak sepupu saya gak bisa hadir jadi saya yang harus berkorban."

"Lah, terus kenapa ngajak saya?"
"Udah, sekarang keluar dulu !!" Junghwan ikut turun saat Jeongwoo juga keluar dari mobil, karyawan muda itu melihat sekeliling dan ternyata banyak orang tua murid yang hadir.

"Ayo !!" Junghwan nurut aja, dia juga gak mau sampe bikin malu di depan umum.

"Kamu tunggu aja disitu !! Saya mau cari anak kakak sepupu dulu."
"Tapi pak..."
"Udah, gabung aja !! Gak lama kok."

Junghwan menatap punggung atasannya, lalu dia menatap canggung beberapa orang tua yang ada di sana.

"Mari duduk disini !!"
"A-ah, terimakasih."
"Sama-sama, ngehadirin rapat juga?"
"Ya? Ah, ini saya cuma nemenin aja."
"Oh, kirain anaknya sekolah disini juga."
"Eh? Haha." Junghwan tertawa kaku, gak kuat dia lama dikerubungi ibu-ibu.

"Dam, tunggu disini aja !!" Junghwan menatap asal suara, akhirnya ada orang yang dia kenal juga. Junghwan berdiri, lalu menghampiri si pemilik suara barusan.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang