Red Rose

522 86 0
                                        

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Setelah acara lamaran kemarin, semuanya kembali seperti semula.

Jeongwoo dan Junghwan bekerja seperti biasanya, mereka tidak memberi kabar atau berita apapun pada pegawai kantor.

Junghwan sih yang emang belum mau untuk di umumkan, nunggu nikahan aja nanti juga mereka tahu pas acara kan? Jadi yaudah, mending gitu aja.

Dan Jeongwoo tidak mempermasalahkan keinginan si calon teman hidup, dia mah iya-iya aja yang penting Junghwan senang.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Ucap perempuan yang tadi Jeongwoo panggil melalui telepon.

"Tolong panggilkan So Junghwan !!"
"Baik pak." Jeongwoo ngangguk singkat, dan membiarkan sekretaris nya pergi.

Tak butuh waktu lama, sekarang dia sudah mendengar suara ketukan dari pintu ruangannya.

"Masuk !!" Jeongwoo terseyum saat melihat sosok yang di tunggu. "Tolong kunci pintunya !!" Junghwan nurut aja.

"Bapak manggil saya?" Senyum Jeongwoo langsung hilang, lalu dia menatap Junghwan datar.

"Jangan panggil bapak dong !!"
"Inikan di kantor." Mereka mulai bicara dengan nada pelan, soalnya ruangan Jeongwoo itu cuma ruangan yang dindingnya kaca buram jadi gak kedap suara.

"Tapikan lagi berdua."
"Iya iya maaf, mau apa?"
"Sini dong, duduk dulu !!" Junghwan nurut aja, dia duduk di samping tubuh calonnya.

"Kenapa mas?" Bukannya jawab, Jeongwoo malah fokus pada jari Junghwan yang kosong.

"Cincin kamu kamu?"
"Ada....."
"Kok gak dipake?" Jeongwoo mulai keliatan keselnya, jadi dengan gerak cepat karyawan muda itu langsung membuka kancing kedua dari kemejanya.

"Aku nanyain cincin, kenapa pake buka kancing segala?"
"Udah diem dulu mas !! Berisik ah." Jeongwoo nurut, terus dia melihat sebuah kalung tipis dengan liontin cincin di leher Junghwan.

"Udah liat kan? Aku tetep pake kok, cuma gak ditangan aja." Jelas Junghwan.

Jeongwoo ngangguk, terus sekarang dia senyum santai lagi.

"Sekarang cepet deh bilang mau apa? Aku masih banyak kerjaan mas." Junghwan udah males ngeladenin Jeongwoo.

"Kak Hyunsuk nyuruh aku ngajak kamu buat mampir ke butiknya."
"Ngapain?"
"Ya, ngukur badan. Kan kita mau nikah, nah kak Hyunsuk yang bakal bikinin tuxedo nya." Jawab Jeongwoo.

"Eh, emang gak ngerepotin?"
"Enggaklah, orang dia sendiri yang nawarin."
"Itu gratisan mas?" Jeongwoo ngangguk. "Emang gak rugi?" Sekarang lelaki bermanik serigala itu menatap sosok tembem disampingnya.

"Gini yah sayang, kak Hyunsuk bahkan punya lebih dari lima butik terus kalo dia bikinin kita tuxedo dua biji, itu gak bakal sampe bikin salah satu butiknya gulung tikar."

"Ya kan nanya aja sih."
"Iya iya aku paham, tapi kak Hyunsuk udah ngasih kesanggupan nya sendiri kok. Jadi kita tinggal nurut aja yah, nanti pulangnya langsung kesana aja !!" Junghwan ngangguk nurut.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang