Anggrek

535 102 6
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




Entah dimulai sejak kapan tapi semuanya berlangsung dengan cepat, seolah memang sudah ada jalur khusus untuk menuju situasi sekarang.

Junkyu tidak bisa memungkiri bahwa dia juga cukup senang, setidaknya memiliki satu teman dekat lagi yang bisa dia ajak bicara untuk hal-hal yang susah di ungkapkan pada saudara ataupun anaknya.

"Saya?"
"Bukan, tapi pemilik toko bunga yang saya tanya." Junkyu terkekeh.

"Oh, nanti saya coba tanyakan."
"Tck, yang benar saja."
"Hahaha kau yang bilang kan? Saya hanya meneruskan."
"Jangan menyebalkan !!" Junkyu meredakan tawanya, lalu berusaha fokus pada percakapan lagi.

"Oke oke, bagaimana dengan hari ini?"
"Hm, monoton."
"Bagaimana mungkin seorang CEO muda bisa memiliki hari yang monoton? Apa pekerjaan kantor sedang longgar?" Junkyu diam, dia sedang menunggu jawaban di sebrang telepon.

"Kantor normal, semua berjalan baik setelah berhasil melewati masa terpuruk beberapa bulan kemarin."

"Selamat, semua berkat kerja keras mu. Ingat, jangan sampai sakit !!" Junkyu kembali merapihkan deretan bunga sambil menunggu jawaban, tapi kali ini senyapnya terlalu lama. "Haruto?" Panggil Junkyu.

"Ya? Ah, terimakasih atas dukungannya juga." Junkyu mengangguk, padahal tidak ada yang melihatnya.

"Tidak apa, kamu juga selalu membantu dan mendukung saya."
"Um."
"Apa belum pulang? Ini sudah sore?"
"Sebentar lagi."
"Oh, apa saya bisa menutup teleponnya?"
"Ada apa?"
"Beberapa pelanggan." Balas Junkyu, dia juga menyapa dua pelanggan nya terlebih dahulu.

"Baiklah, tutup saja !!"
"Um, kau hati-hati saat pulang !!"
"Pasti." Setelah balasan itu, Junkyu langsung mengakhiri panggilan nya.

"Ada yang bisa dibantu?"
"Apa ada Bunga anggrek?"
"Oh ada, mari sebelah sini !!" Junkyu menunjuk deretan anggrek cantik, lalu dua orang itu mulai memilih dan Junkyu dengan sabar menunggu sambil sesekali dia menjawab pertanyaan dari pembeli itu.

💐



"Lain kali kerkom nya jangan dirumah Jeongmin ah."
"Memangnya kenapa?" Koki menatap heran sepupunya.

"Jauh, apalagi rumah mu semakin jauh dari sini."
"Oh, aku kira apa?"
"Emangnya kamu gak capek jalan kaki?"
"Capek."
"Yaudah, kalo gitu kita naik angkot aja. Yuk !!" Dong Hyun menarik tangan Koki, saat akan menyebrang sebuah mobil malah menghalangi jalan mereka.

"Duh, ngalangin. Siapa sih?" Koki juga ikut menatap jendela mobil didepannya.

"Koki." Panggil si pemilik mobil.

"Wah, dia kenal kamu. Kamu kenal gak?"
"Belum keliatan jelas, nanti dulu !!" Akhirnya Koki mengetahui siapa yang memanggil nya, saat sosok pemilik mobil itu menghampiri dia.

"Koki."
"Hallo om." Dong Hyun cuma ikutan bungkuk dikit aja, soalnya dia gak kenal.

"Kamu mau kemana?"
"Pulang om."
"Oh, kebetulan. Ayo bareng aja !!"
"Eh?" Dong Hyun menarik Koki kebelakang tubuhnya, membuat dua orang lainnya bingung.

"Om siapa yah? Kok kenal sepupu saya?"
"Hyun.."
"Diem dulu Koki !! Kita gak tahu om ini orang baik atau cuma pura-pura baik, jadi harus waspada." Sosok tinggi itu hanya tersenyum, gemas melihat dua anak SMP didepannya.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang