Anyelir

495 93 2
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




"Silahkan menikmati hidangan nya !!" Jeongwoo hanya mengangguk pada sosok yang tadi ikut memantau penyajian hidangan yang Jeongwoo pesan.

"Pak.." panggil Junghwan setelah beberapa orang tadi pergi.

"Ya?"
"Ini dalam rangka apa? Sampe bapak bisa teraktir saya di tempat mahal."
"Nanti ngobrolnya, sekarang makan dulu yah !!" Ajak Jeongwoo.

"Tapi pak..."
"Hwan, makan dulu yah !! Keburu lewat jam makan malemnya." Akhirnya Junghwan mengalah, tapi dia hanya menatap meja yang hampir dipenuhi makanan.

Setelah merenung beberapa saat, akhirnya Junghwan ikut menyantap makanan yang tersaji. Kan lumayan makan enak tanpa harus mikir harga, Junghwan suka tapi canggung juga soalnya dia jadi makan dengan perlahan.

"Ayo abisin aja !! Saya pesen semua ini buat kamu kok." Junghwan senyum canggung, dia kan lagi jaga image tapi atasannya malah ngomporin buat buka kartu-_-

"Ah iya, makasih banyak pak." Jeongwoo hanya mengangguk singkat, lalu kembali fokus pada makanan nya.

Setelah tiga puluh menit hening, akhirnya mereka kembali bertukar tatap. Jeongwoo sengaja menyewa restoran dengan ruangan private yang memiliki dinding kaca, jadi mereka gak bakal bosan karena bisa liat pemandangan kota saat malam.

"Ekhem.." Jeongwoo berdehem untuk menarik perhatian dari Junghwan yang terus saja menatap luar kaca, dan itu berhasil.

Mereka emang udah fokus pada masing-masing tapi tetep aja kayak sulit buat saling tatap, jadi keduanya cuma bisa curi-curi pandang sesekali.

"Jadi, saya udah bisa tahu alasan bapak traktir saya disini?" Junghwan memberanikan diri untuk bersuara, dia juga menatap si lawan bicara walaupun canggung.

Soalnya Junghwan di didik untuk bisa menatap teman bicaranya, sebagai bentuk sopan santun dan cara agar si lawan bicara merasa dihargai.

"Oke, sebelumnya maaf kalo sikap saya sering bikin kamu gak nyaman tapi dari awal sikap saya sama kamu itu bukan cuma bercanda atau hanya sebatas interaksi atasan dan pekerja nya."

Junghwan masih menatap si lawan bicara, dan berusaha fokus mendengar ucapan dari atasannya. Tapi sayang, wajah Jeongwoo lebih menarik untuk jadi bahan fokusnya Junghwan.

".....mau?"
"Huh?" Junghwan membulat kan matanya panik, gara-gara gak fokus dia jadi cuma bisa denger kata terakhir dari ucapanya Jeongwoo. "Maaf pak, gimana?"

"Saya tahu, ini pasti sulit untuk kamu tapi saya minta, tolong kamu pikirin baik-baik !! Saya udah gak tahu lagi harus gimana nyampeinnya."

Junghwan diam, dia sedang bingung sekarang. Apanya yang harus dipikirin coba? Orang dia aja gak denger tadi atasannya ngomong apa, terus gimana dong ini?:(

"Ayo, saya antar pulang !!" Junghwan makin panik pas Jeongwoo udah berdiri, dia juga ikut berdiri dan mengekori atasannya untuk keluar restoran.

"Em.... Pak.."
"Iya?"
"Maaf tapi tadi bapak..."
"Sebentar yah !!" Ucapan Junghwan terpotong karena panggilan telepon dari ponsel Jeongwoo, kesel sih tapi dia gak bisa emosi juga. Terus ini gimana dong? Dia benar-benar gak tahu apa yang harus dipikirin dulu.



💐

Trang

"Ah, maaf maaf."
"Hey hey, gakpapa. Lanjut aja makannya yah !!" Remaja SMP itu mengangguk, tapi tatapannya masih keliatan kosong.

Flower in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang