25. KOTAK HITAM DHIKA

247 56 7
                                    


-------

HAPPY READING

🐾🐾🐾


"Mm.. ibu? Gak kenapa-napa, kan? Saya beneran gak sengaja, saya minta maaf banget." Ujar Fajri.

Perempuan itu tersenyum. "Jangan minta maaf terus, saya tau kamu gak sengaja." Fajri tersenyum lantas mengangguk kikuk.

"Mama!"

Fajri dan perempuan yang disapa 'mama' itu menoleh kebelakang. Seorang gadis kecil diikuti seorang remaja perempuan dibelakangnya datang mendekat.

Fajri menyipitkan matanya Lyodra?

Anak kecil tersebut memeluk perempuan yang tadi Fajri tabrak. Ia meminta digendong.

"Loh, kamu. Siapa namanya? Abel atau Adel? Oh... Arel?" Tanya Fajri menebak-nebak. Ini gadis yang bersama Lyodra saat disekolah. Zweitson pernah memberitahukan namanya, namun Fajri lupa.

Gadis kecil itu menggembungkan pipinya kesal, wajahnya ditekuk cemberut. "AMEL TAU!! CALAMELLLL!!"  Pekiknya geram dengan kesusahannya mengucapkan huruf 'r'.

Remaja yang tadi mengikutinya membungkam mulut Caramel dengan tangannya. "Shtt.. gak boleh teriak-teriak! Gak sopan."

Fajri menggaruk tengkuknya. "Ahaha.. iya, kakak lupa." Ucap Fajri.

"Amel udah kenal kakak ini?" Tanya sang mama. Caramel mengangguk semangat.

"Tan, aku pamit pulang, mau ngambil pakaian Dhika." Izin Lyodra mengamit tangan kanan perempuan yang ternyata adalah tantenya.

"Dhika rawat inap?" Tanya Zefni dan Lyodra mengangguk.

"Padahal maag doang, bentar juga sembuh. Tapi disuruh rawat inap?" Lyodra menggerutu kesal. Zefni tersenyum kikuk menanggapinya.

Gue yakin itu bukan maag. Batin Fajri berucap yakin.

"Kamu pulang sendiri?"

"Saya anter aja Bu. Kita temen." Ucap Fajri memotong Lyodra yang hendak bicara.

Zefni menatap Lyodra, seakan bertanya kebenarannya.

"Iya, kakel aku." Balas Lyodra dengan malas.

Zefni mengangguk. "Kamu gak sibuk?" Fajri menggeleng. "Ya udah, saya titip keponakan saya." Ujarnya menepuk bahu Fajri. "Tante duluan."

Fajri mengangguk menanggapi Zefni yang sekarang sudah melenggang pergi. Lyodra berjalan lebih dulu, meninggalkan Fajri begitu saja. Dengan buru-buru Fajri mengejarnya, mensejajarkan langkah mereka.

"Dhika sakit?" Tanya Fajri membuka topik dengan hal yang sebenarnya sudah ia tau.

"Kalo sehat gak disini." Ketus Lyodra.

Fajri tersenyum. "Sakit apa?"

"Maag."

Mereka sampai di parkiran rumah sakit ini. Kini Lyodra yang mengikuti langkah Fajri. Sebab ia tidak tahu dimana letak kendaraan pemuda ini. "Maag doang ampe rawat inap?"

"Tanya aja sendiri ma dokternya." Balas Lyodra tetap ketus.

Fajri membukakan pintu depan untuk Lyodra, namun gadis itu malah memilih duduk di kursi belakang. Fajri kembali menutup pintu tersebut, lalu mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Sunyi membungkam. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Lyodra memilih memainkan ponselnya. Dan pilihan Fajri saat ini adalah menelpon Gilang yang ia tinggal di ruangan Fenly.

Before You Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang