35. TOKO BUKU

171 55 2
                                    


Bintang kecilnya boleh dipencet kali, Jan lupa komen biar rame😉

Bawa kawand biar gak sendirian.

-------

HAPPY READING

🐾🐾🐾

"Eh—" senyum Lyodra mengembang menemukan remaja dengan tinggi sama seperti Fajri dihadapannya, dengan cepat ia memeluknya erat, melupakan Fajri dan pikirannya.

"Kenapa lo bisa ada disini? Depok udah gak nyaman?" tanya Lyodra yang tengah menyandarkan kepalanya pada dada bidang laki-laki.

Ia tertawa pelan. "Gue jenguk sepupu yang sakit, mama jadi pendonor ginjalnya." suaranya sedikit merendah membuat Lyodra mendongak sebentar untuk melihat wajah tampan itu.

"Abang emang kuat!" seru Lyodra mengeratkan pelukannya.

"Arlan, gue kangen," ucap Lyodra setelah beberapa detik, dengan nada yang rendah.

Tangan laki-laki bergerak mengusap rambut Lyodra yang tergerai. Ia tertawa pelan. "Gue juga kangen," balasnya.

"Lo lanjut di mana? Gue kesepian gak ada lo, berasa ada yang hilang." Laki-laki itu tersenyum saat tatapan matanya bertemu dengan tatapan tajam Fajri. Tidak tau saja laki-laki ini bahwa Fajri tengah merasa kebakaran lokal.

Gadis itu tertawa pelan. "SMA Garuda. Lo, kan, bisa cari yang baru." Tangannya tidak berhenti memainkan topi hoodie dibalik punggung laki-laki.

"Gak ada yang bisa gantiin lo—"

"Ehkem!" Fajri yang sudah muak sengaja berdehem kuat, membuat kedua insan itu spontan melepas pelukan mereka.

Lyodra merasa jantungnya memompa dengan cepat. Ia melupakan laki-laki yang baru saja memboncengnya, jika seperti ini, kan, mirip ojek yang sedang menunggu bayaran.

"Gamon, mas?" ceplos Fajri tanpa memandang kedua orang dihadapannya. Ia duduk di atas motor Lyodra dengan tangan bersidekap dada.

Kepala Lyodra sedikit miring. Laki-laki ini ngambek karena diabaikan atau cemburu?. Ia buru-buru menggeleng kecil, untuk apa ia berpikiran seperti itu?.

"Gamonin adek!" seru Lyodra menyenggol lengan laki-laki manis baby face, dengan segaris tipis lesung di pipi kirinya.

Kening Fajri berkerut, ia mulai bingung. Adek?.

"Gue Arlan, temen Sandra sedari SMP." Ia mengulurkan tangannya ke hadapan Fajri.

Membalas uluran tangan tersebut. "Fajri, kakak kelas dia."

"Gue udah anggap dia Abang gue sendiri. Satu-satunya orang yang gue punya setelah Cleo pergi." nama yang ia sebut adalah nama sahabat kecilnya.

Menjadi seseorang yang tidak mudah berbaur, membuat gadis itu tidak memiliki teman. Diberi julukan bisu, karena tidak suka bicara adalah faktornya. Hingga seorang anak laki-laki berani terus mengganggunya, dan berakhir menjadi sahabatnya. Namun, sosok itu menghilang dalam sekejap.

Gadis itu meremas jemarinya. Bukan gugup yang ia rasakan, tetapi kedinginan. Arlan yang menyadari hal tersebut segera mengeluarkan sepasang sarung tangan berwarna pink dari saku hoodie-nya. "Dan gue adalah orang yang nemuin gadis ini saat dia dibully temen-temennya waktu itu. Dan cuma gue yang berhasil mencairkan balok es satu ini," ujar Arlan sembari memakaikannya kepada Lyodra.

Before You Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang