tiga.

10.9K 1.1K 78
                                    

Tinggg tonggg

"Bentarrr"

Renjun berlari menuju pintu belakang rumahnya. Jika bunyi bel dari pintu belakang terdengar, pasti yang ingin bertamu adalah kedua sahabatnya. Entah tetangga kanan atau tetangga sisi kiri. Yang jelas, rumah mereka memang di desain saling terhubung melalui pintu pagar belakang rumah.

"Mau ngapain?" tanya Renjun ketika mendapati Haechan berdiri di depan pintu sembari tersenyum dengan Chenle di gendongannya.

"Nitip Chenle bentar dong, gue mau ke kantor kak Mark nganterin berkasnya ketinggalan"

"Kenapa gak di kirim pakai supir atau kurir aja sih?!"

"Ini berkas penting. Bahaya kalau sampai hilang"

Renjun menghela nafas pelan kemudian mengambil Chenle dari gendongan Haechan. "Yaudah, biar chenle gue yang urus. Eh sekalian dong nitip anterin bekalnya Guanlin. Lumayan gue ngirit ongkos buat nganterin makan siangnya"

"Laki lo kaya kali njun. Gak bakal miskin lo kalau Cuma buat bayar kurir mah"

"Ya gue juga tau kali. Tapi apa salahnya kalau bisa ngehemat. Kan demi anak cucu"

"Anak lo masih sebiji jagung udah mikir cucu aja lo"

"Realistis tau. Udah ah masuk dulu biar gue ambilin bekalnya"

Haechan mengangguk kemudian mengikuti Renjun memasuki rumah itu.

"Ayden mana?"

"Tuh lagi nonton kartun, bawa nih anak lo kesana. Gue mau nyiapin bekal dulu" Renjun memindahkan Chenle ke gendongan Haechan.


Setelah beberapa saat menyiapkan bekal buat Guanlin, Renjun segera menuju ruang tengah dimana Haechan dan para bayi berada.

"Nih chan, bekalnya. Nanti tolong sekalian bilangin Guanlin ya biar bawa kotak makannya pulang. Awas aja sampai hilang lagi, gak bakal gue bukain dia pintu seminggu"

Haechan terkekeh. "Buset den, emak lo pelit amat"

"Ini bukan pelit ya, tapi Tupperware tuh barang mewah!"

"Lu kebanyakan kumpul sama emak emak komplek sih, makanya nganggep Tupperware barang mewah"

"Lu harus tau aja chan, emak emak komplek tuh sumbernya berita. Lo tau bu rudi tetangga ujung? Dia ternyata melihara sugar baby. Terus lo tau sugar babynya siapa?"

"Siapa?"

"Anaknya bu selamet chan!"

Haechan kini terlihat tertarik dengan gossip yang di bawa oleh Renjun. Ia mendudukan dirinya kembali di sofa dan menghadap Renjun.

"Sumpah lo? Ih pantes kemarin Jaemin bilang ketemu anaknya bu selamet di Mall sama bu rudi. Dia kirain mereka gak sengaja ketemu atau gimana, ternyata oh ternyata"

"Nah, terus ya chan-"

Call me baby, call me baby

Suara ringtone dari ponsel di saku Haechan terdengar. "Bentar, ada telfon" ucap Haechan memotong ucapan Renjun.

"Hallo kak?"

"..."

"Oh iya kak, ini aku udah mau jalan kok"

"..."

"Iya, Chenle aku titip di Renjun. Iya kak iya"

Pippp

Sambungan telfon itu terputus. "Ren gue berangkat ya, kak mark udah ngamuk nih. Lo mah malah ngajakin gue ngegosip!"

"Dih, orang lu juga minat sama gosipan gue"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang