Sembilan puluh dua.

3.9K 467 52
                                    

Seperti yang dikatakan Renjun tadi malam, kini keduanya menggigil dan sama sama bersembunyi di balik selimut. Ayden dan Mingrui sudah terbangun sejak tadi, namun kedua orang tuanya itu masih berlindung di balik selimut karena merasakan kedinginan dan kepala yang sangat pusing.

"Pwiiiii cuuuuuu muuu cuuuuu" panggil Mingrui sembari menepuk-nepuk pipi Renjun dan menduselkan wajahnya di dada Renjun.

Renjun mencoba bangun meskipun kepalanya sangat pusing sekali sekarang.

"Mau kemana, Pi?" Tanya Guanlin dengan suara seraknya mencoba membuka mata.

Renjun menatap tajam Guanlin. "Bangun. Kalau gak bangun siapa yang nyiapin keperluan anak anak?!" Kesalnya kepada Guanlin yang menyebabkan ia sakit seperti ini.

Ayden dan Mingrui mengekori Renjun keluar kamar meninggalkan Guanlin yang kembali memejamkan matanya. Renjun membuatkan kedua buah hatinya itu susu terlebih dahulu dan meletakkan beberapa mainan di depan sofa ruang keluarga agar keduanya bermain bersama. Renjun memesan makanan secara online sembari ia merebahkan dirinya di sofa kembali dan menjaga kedua buah hatinya.

Guanlin yang tidak melihat ketiganya kembali ke kamar itu sontak bangun dan keluar. Ia melihat Renjun yang kembali tertidur dan kedua buah hatinya bermain sembari meminum susu dari dot di karpet depannya.

Guanlin mengambil selimut di kamar dan menyelimuti Renjun. Tidak lama bel berbunyi, makanan yang di order Renjun sudah datang. Guanlin diikuti Ayden mengambil makanan itu.

"Bulgel ya Papa?" Tanya Ayden.

"Gak tau kak. Papi yang pesen, coba di buka dulu" jawab Guanlin mendudukkan dirinya di karpet dan membuka makanannya. Ternyata Renjun memesankan 3 bubur ayam dan 2 roti panggang.

Guanlin membangunkan Renjun sebentar, namun kepala Renjun sudah terlalu pusing untuk bangun.

"Bangun dulu yang. Makan terus minum obat" ucap Guanlin.

"Papi napa? Cakit?" Tanya Ayden khawatir. Ia kemudian memeriksa kening Renjun. "Aw! Nanasss!" Ucapnya.

"Duduk dulu yang, gue suapin. Sambil merem gapapa" Renjun mengangguk, ia mendudukkan dirinya dan masih terpejam.

Guanlin mengambil piring dan mangkok. Ia memindahkan makanan mereka ke piring dan mangkok kemudian memberikan setengah bubur untuk Ayden dan roti panggang untuk Mingrui.

Guanlin kemudian menyuapi Renjun dan dirinya bergantian. "Udah lin, cukup" ucap Renjun setelah mendapat 5 suapan. Guanlin pun bangkit, memberikan obat dan air minum yang langsung ditenggak oleh Renjun.

Renjun kembali merebahkan dirinya dan memejamkan matanya. Sedangkan Guanlin melanjutkan makannya dan segera meminum obat.

Renjun terbangun sekitar pukul 1. Ia segera bangun kala mendapati Guanlin disampingnya tertidur pulas dan tidak mendapati kedua buah hatinya disana. Renjun sontak berlari keluar kamar namun juga tidak ada mereka.

"Lin! Guanlin! Guanlin bangun! Anak anak kita ilang!!!" Teriak Renjun sangat panik.

"Hmm? Apa yang?"

"Anak kita ilang! Kakak dedekkkk!! Guanlin bangun!!!!"

Guanlin bangun, mengusap matanya pelan. "Sayang? Heii santai dulu"

"Gimana gue santai?! Anak anak kita mana?!!!"

Guanlin menarik Renjun agar mau duduk. "Anak anak gak ilang. Mereka lagi sama Mama Papa diajak jalan keluar. Mama Papa tadi pagi langsung terbang kesini pas gue bilang kita berdua sakit"

Renjun menarik nafasnya dalam dan langsung mencubit Guanlin membuat Guanlin mengaduh. "Lo tuh! Bisa gak sih bilang dulu?! Gue hampir jantungan tau gak?!" Kesal Renjun.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang