tujuh puluh tiga.

5.4K 575 99
                                    


"Topii topiii! Pwapiii, topi akak nana ya?" Tanya Ayden menghampiri Papinya yang tengah sibuk bermain dengan Mingrui yang lagi gemar gemarnya mengoceh.

"Eh kak, sini dulu nih liat dedeknya lagi belajar ngangkat kepala kak udah kuat dedek nyangga kepala"

Ayden mendekat kemudian tertawa. "Hihi Dedek kayak tutel ya Pwi"

"Hah? Tutel?"

Ayden mengangguk, ia mencolek colek dagu Mingrui. "Nih, palanya gini gini kayak tutel. Kata pwapa tutel kalo malu dia cembunyiin kepalanya"

"Tutel apa sih kak? Turtle?"

Ayden mengangguk. "Tutel! Kula kula"

Renjun sontak tertawa. "Astaga turtle jadi tutel"

Ayden yang gemas kemudian menarik narik pipi Mingrui gemas. "Ihhh mbulnya ci baco" Ucapnya.

"Kakak mau kemana nyari topi?"

"Mawu main cama lele cama icung. Tadi meleka dah panggil. Pwapi cama camata ya, cepeda akak juga"

"Tapi Papa belum pulang kak, siapa yang jagain?"

Ayden terdiam sejenak. "Icoke (it's okay) Pwapi, akak bica main cendili. Nanti ada uncle Malk"

"Emang Uncle Mark di rumah? Ngga kerja?"

"Ndatau, kata lele dilumah"

"Ya udah, ini adeknya di jaga dulu ya? Papi ambilin topi sama kacamata kakak dulu"

Ayden mengangguk, ia mendudukan dirinya disamping Mingrui dan mulai mengajak adiknya itu mengobrol meskipun hanya ditanggapi ocehan tidak jelas dari Mingrui.

"Kak, ini topi sama kacamatanya. Kamu mau main kemana emangnya?"

"Mau main cepeda cama meleka" jawab Ayden kemudian memakai kacamata dan topinya. Ia kemudian berjalan ke kaca, "aduh ganteng banet anakna lenjun" lanjut Ayden yang kemudian membuat Renjun tertawa.

"Heh! Main Renjan renjun aja manggilnya"

Ayden berbalik menatap Renjun. "Namana Pwapi capa?"

"Renjun"

"Akak anakna ciapa?"

"Papi Papa"

"Ya udah, benel kan? Anakna lenjun?"

Renjun menggeleng sembari terkekeh. "Bener bener anaknya Guanlin"

"Dah Pwapi, cepeda akak mana?"

"Di garasi kak. Bentar" Renjun membawa Mingrui ke gendongannya dan mengantarkan Ayden ke depan rumah mereka.

"DENDEENNNN!!! Main yukk" teriak Chenle dengan suara menggelegarnya membuat Ayden yang hampir sampai di pintu rumahnya itu berlari.

"Kak jangan lari nanti ja—" belum selesai Renjun berbicara, Ayden sudah lebih dulu terjatuh. "Astaga!"

Renjun segera berlari menghampiri Ayden. "Kak? Gapapa?" Tanya Renjun panik sembari memeriksa Ayden.

Ayden bangkit dan mengusap lututnya. "Hehe ndapapa Pwapi, cakit cedikit"

Renjun mengusap pelan lutut anak sulungnya itu dan membersihkannya dari tanah yang menempel.

"Dendennn ayok main" panggil Chenle lagi yang kini sudah bersama Jisung.

Ayden menoleh kemudian mengambil sepedanya, dan membawanya keluar menghampiri Chenle dan Jisung sedangkan Renjun membuka pagar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang