sebelas.

11.4K 1K 180
                                    


Guanlin terdiam menatap suami mungilnya yang sedang memasak terong balado kesukaannya itu. Entah mengapa Guanlin merasa ada yang tidak beres dengan lelaki berpostur mungil tersebut. Guanlin yang sedaritadi bermain dengan Ayden sembari menunggu Renjun selesai memasak makan malam mereka pun akhirnya memutuskan menghampiri Renjun.

Greppp

Tangan Guanlin melingkar sempurna di pinggang Renjun, lelaki tinggi itu memeluk suaminya dari belakang dan ia kecup tengkuk dari si mungil.

"Lo kenapa?" tanyanya

Renjun sedikit memiringkan kepalanya dan menoleh ke kanan dimana kepala Guanlin kini bersandar di bahunya.

"Apanya yang kenapa?"

"Lo dari kemarin murung terus. Kenapa?"

Renjun kembali membalikan atensinya ke wajan penggorengan di depannya. "Gue gapapa"

"Bohong. Bilang sama gue, Ren. Lo kenapa? Apa gue ada salah? Atau lo lagi mau apa? Bilang ya"

Renjun membalikan tubuhnya sebentar, kemudian tangannya terulur untuk mengelus pipi Guanlin. "Gue gapapa, Alin" ucapnya sebelum kembali berbalik

"Jujur."

"Apa sih? Gapapa kok. Udah ah sana, itu Ayden kenapa di tinggalin? Nanti kalau jatuh gimana? Gue juga yang lo salahin" cebik kesal Renjun membuat Guanlin terkekeh

"Nanti kalau lo mau apa apa bilang ya. Biar berguna gue jadi laki lo"

"Selama ini lo masih ngerasa gak berguna?"

Guanlin mengangguk. "Masih banyak kurangnya gue buat ngejaga dan bahagiain lo sama bocil"

"Nah kalau lo ngerasa gak berguna, gue gimana dong? Kerjaan gue juga cuma nyusahin lo"

Guanlin menautkan alisnya, kemudian mengesampingkan tubuhnya menghadap Renjun.

"Kata siapa?"

"Gak ada. Tapi gue sadar diri"

"Apasih? Lo ngomong apa? Di rumah ini, yang paling berjasa ya elo. Lo jangan bilang gitu ah. Gue gak tau lo dapet overthinking ini darimana. Tapi yang jelas, lo gak pernah ada nyusahin gue. Kalaupun lo nyusahin, gue suka di susahin asal itu elo"

Renjun terdiam kemudian menatap Guanlin. "Iya ih, ya udah sana jagain Ayden. Gue mau masak dulu biar cepet kelar. Jangan di gangguin mulu, Guanlin!!"

Cuppp

"Ini beneran, lo kalau mau sesuatu bilang gue" ucap Guanlin sebelum meninggalkan Renjun yang hanya bisa menatap kepergian Guanlin dengan senyum tipisnya

Selang beberapa menit, semua makanan yang Renjun masak sudah tertata rapi di atas meja makan. Renjun mengembangkan senyumnya dan mengusap sedikit keringat yang keluar di dahinya. Berada di dalam dapur membuatnya cukup merasa gerah. Ia akan mandi setelah ini, namun sebelum itu ia ingin menghampiri suami dan anaknya yang berada di ruang keluarga dari tadi.

"Astaga! Guanlin, anak gue lo apain?!" pekik Renjun ketika melihat Ayden dengan wajah yang penuh coretan. Bahkan Guanlin juga tidak jauh berbeda. Entah mereka sedang bermain apa, namun yang jelas semua crayon warna milik Ayden tersebar ke sepenjuru ruangan. Bahkan beberapa tembok juga penuh dengan coretan.

Renjun terduduk lemas, rasanya baru saja beberapa jam yang lalu dia membereskan ruang keluarga ini. Namun sekarang, situasi ruangan tersebut mirip dengan kapal pecah.

"Hehehe"

"Pwiii pwiii" Ayden mendekati Renjun dan langsung mencoret wajah Renjun menggunakan pensil warna

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang