lima puluh sembilan.

4.8K 601 49
                                    

Malam harinya keluarga absurd kita ini sudah pulang dari rumah sakit. Mereka pulang sekitar pukul dua siang dan mampir ke rumah orang tua Renjun terlebih dahulu untuk mengambil terong balado kesukaan Guanlin. Sore harinya mereka kembali ke rumah sekitar pukul 5.

Rasa sepi di rasakan oleh semua penghuni rumah tengah itu karena tetangga kanan kirinya sedang tidak di rumah. Bahkan Ayden beberapa kali bilang bosan karena tidak ada teman bermain.

"Yang, minyak telonnya dedek dimana?" Tanya Guanlin sedikit berteriak karena Renjun ada di lantai bawah.

"Di laci biasanya, samping babybox"

"GAK ADA YANGG"

"ADAAA GUANLINNNN!!!"

Renjun menarik nafas dalam sebelum ia naik untuk mencarikan minyak telon untuk Mingrui.

"Mana coba? Ada gak?" Tanya Guanlin yang melihat Renjun kebingungan mencari dimana letak minyak telon anak mereka.

"Lah? Mana ya lin? Haduhh lupa naruh apa ya?"

"Tuhkannn!! Di bilangin juga"

"Ya kan biasanya lo emang males nyari!!"

"Ya kan biasanya, ini emang lagi gak ada"

Renjun mendengus. "Yauda gak usah pake minyak telon dulu aja, besok gue beli sekalian belanja bulanan"

Guanlin mengangguk. Ia hendak kembali memakaikan pampers untuk Mingrui yang baru saja buang air besar itu sebelum kembali berbalik menoleh pada Renjun.

"Bongil mana?" Tanya Guanlin yang tidak melihat Ayden daritadi karena ia mengurusi Mingrui di atas.

"Bongil apa?"

"Bocah tengil"

"ANJIR GUANLIN ANAK GUE LO KATA TENGIL?!!!"

Guanlin terkekeh. "Habisnya anak lo tengil banget"

"Ya soalnya lo bapaknya!" Jawab kesal Renjun. "Masih main di bawah tuh sendirian. Itu kayaknya tadi siang kebanyakan makan ice cream sama Chenle, gue liat udah mulai pilek sama batuk"

"Kasih obat dah, sebelum drama"

"Ya tadi gue mau ambilin obat, tapi lo keburu manggil gue. Itu anak gue pakein Pampers dulu kali pak, takut ngompol"

Guanlin terkekeh, kembali menoleh pada Mingrui. "Liat deh yang, ini juga kayaknya bakal tengil pas udah gede. Liat nih, mukanya ngeled—" syurrr "ANJIR RENJUN! ANAK LO PIPIS, WOY PIPISNYA KEMANA MANA ANJIR MINGRUIIIIIII"

Renjun tidak dapat menahan tawanya lagi kala ia melihat Mingrui yang belum memakai pampers itu kencing hingga mengenai Guanlin di depannya.

"Mampus! Lo sih ngatain dia gedenya bakal tengil"

"Gue gak paham anak gue ini turunan siapa"

"Ya lo lah! Siapa lagi? Gue? Gue mah baik"

Guanlin berdecak, ia bangkit melepas kaos yang habis terkena kencing dari Mingrui.

"Hwaaa!!! Heppp meee!!! Pwapiiii hepppp" teriakan Ayden membuat Renjun dan Guanlin sontak panik.

"Kenapa tuh??!"

"Heppppp" teriak Ayden lagi sembari masuk ke dalam kamar mereka.

"Kak? Kenapa?" Tanya Renjun panik menghampiri Ayden.

"Hepppp pwiiii, gak bica napasss. Hepppppp, hukkkk hukkk" ucap Ayden sembari memegangi hidungnya dan mulut yang membuka seolah sedang bernafas melalui mulut.

"Hah? Gak bisa nafas gimana kak?"

"Nyiiii, idungna gabica nalik napas"

Renjun menghela pelan. "Ini mah kamu beneran pilek kak, kan Papi udah bilang jangan banyak banyak makan ice creamnya" Renjun menoleh pada Guanlin. "Itu anaknya lanjutin dulu, bersihin dulu pa"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang