enam.

10.1K 1.1K 133
                                    

Rutinitas Renjun setiap pagi adalah ia akan bangun lebih dulu dari Guanlin. Setelahnya ia akan ke kamar mandi mencuci muka dan langsung menuju dapur untuk membuatkan Ayden susu. Jika selesai, ia akan segera menuju kamar Ayden baru setelahnya ia akan membawa Ayden untuk membangunkan Guanlin.

Seperti hari ini, Renjun sudah bangun pukul setengah enam pagi lebih sedikit. Ia langsung bergegas mencuci muka dan membuatkan Ayden susu.

"Ih gantengnya papi udah bangun ya? Pinter banget gak nangis" ucap Renjun ketika membuka pintu kamar Ayden dan mendapati Ayden tengah duduk di ranjang sembari memainkan boneka berbentuk jerapah kesayangannya

"Pwiiii"

"Iya nih ini susunya buat Ayden" Renjun menyodorkan satu botol dot kepada Ayden dan langsung di terima bocah mungil itu

"Yuk ke kamar papa yuk, bangunin papa"

Renjun menggendong Ayden menuju kamarnya. Ia segera meletakan Ayden di samping Guanlin yang masih nyaman tertidur itu.

"Bangunin papa ya, sayang. Papi mau ke dapur masak buat kamu sama papa" ucap Renjun di akhiri dengan kecupan pada pipi gembil Ayden dan ia segera beranjak menuju dapur menyiapkan sarapan buat keluarga mungilnya.

Selang sekitar tiga puluh menit Guanlin dan Ayden tidak turun turun juga, biasanya Guanlin akan turun setelah ia dan Ayden sudah selesai mandi dan siap. Renjun yang heran pun memutuskan kembali ke atas setelah ia mematikan kompornya.

"Lin?"

Renjun mendengus kesal ketika melihat Guanlin masih nyaman di tidurnya, bahkan Ayden juga ikut kembali tidur.

"Lin, bangun!! Ini udah hampir jam tujuh. Lo bisa telat, Guanlin!!"

Renjun masih mencoba menggoyang goyangkan lengan Guanlin. Namun lelaki itu masih tidak bergeming. "Lai Guanlin, Bangun gak lo?!"

Guanlin mengernyitkan dahinya, ia mencoba membuka matanya walaupun berat. "Yangg.." ucap Guanlin dengan suara beratnya

"Lo kenapa? Sakit?" Renjun buru buru meletakan tangannya di dahi Guanlin. Dan benar saja, suaminya itu tengah demam

"Kok bisa demam? Perasaan tadi malam gak kenapa kenapa?"

Guanlin menggeleng pelan, kemudian memejamkan matanya kembali. Renjun menghela nafas pelan, kemudian meninggalkan mereka berdua di kamar.

Renjun segera memasak bubur untuk Guanlin. Renjun kembali ke kamar dengan membawakan bubur yang sudah ia buat, air hangat dan juga kompres untuk Guanlin. Ia meletakan semuanya di nakas samping ranjang dan mencoba membangunkan Guanlin lagi.

"Lin, bangun. Makan dulu terus nanti minum obat"

Guanlin menggeleng, matanya terlalu berat untuk ia buka.

"Makan dulu ih, lo gak bakal sembuh kalau gak makan dan minum obat"

Guanlin dengan berat hati akhirnya membuka matanya, Renjun membantu Guanlin untuk memposisikan duduknya bersandar pada kepala ranjang dengan nyaman.

"Minum dulu" renjun menyodorkan segelas air putih kepada Guanlin

"Tenggorokan gue sakit, ren"

"Iya, tapi lo juga harus makan. Kalau gak makan gimana mau minum obat? Udah ayo sini gue suapin"

Guanlin terpaksa membuka mulutnya dan menerima suapan dari Renjun. Kepalanya terlalu pening hanya untuk berdebat dengan Renjun. Satu dua suapan Guanlin terima, hingga suapan ketiga ia menggeleng. "Udah ya? Kepala gue pusing banget. Gak sanggup buka mata"

Renjun menghela nafas pelan, ia mengangguk dan meletakan bubur yang berada di tangannya kembali ke nakas. Setelahnya ia meletakan kompres di kening Guanlin yang sudah kembali tertidur.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang