enam puluh tiga.

5K 635 52
                                    


Siang hari saat Renjun hendak mengajak kedua anaknya untuk tidur siang, ia mendapatkan kabar dari tetangga sebelah yang mengatakan jika anak kedua mereka sudah lahir.

Renjun buru buru menelfon Guanlin untuk mengajaknya berkunjung ke rumah sakit nanti sore sepulang Guanlin dari kantor.

"Udah siap yang?" Tanya Guanlin yang baru saja memasuki rumah mereka.

"Udah, tadi juga gue udah pesen beberapa makanan buat di bawa ke rumah sakit"

"Kak Mark sama Haechan jadi ikut?"

"Jadi, tapi nyusul sekalian mereka balik ke rumah"

"Oh, balik hari ini? Gue kira masih lama"

Renjun mengangguk, "tapi tetep di dampingi suster, apa sih itu namanya lin? Ya pokoknya yang buat bantuin ngasuh baby Newborn gitu. Soalnya Mae sama Papa nya Haechan mau ke US jadi daripada Haechan di rumah mereka sendiri mending balik kesini masih ada gue"

Guanlin mengangguk paham, ia memindahkan beberapa barang yang mereka akan bawa ke rumah sakit.

"Haechan nanti bawa si hayo dong?"

Renjun menoleh. "Hayo siapa?"

"Bocilnya Haechan"

"HAO ANJIR LIN!! NAMANYA HAO BUKAN HAYOO"

Guanlin terkekeh. "Oh Hao namanya? Gue kira Hayo"

Renjun berdecak. "Udah cepetan itu dedek pindahin ke carseat dulu. Kakak aja udah duduk nyantai tuh di carseat"

"Pwapaaaa tepettt ihhh!! Akak mawu liyat dedekna icung, mau liyat jeyekan mana cama icung"

Renjun melotot sedangkan Guanlin terbahak mendengar ocehan anaknya itu.

"Kak, gak boleh gitu ah. Gak boleh ngatain orang" tegur Renjun.

"Ish. Icung aja celing bilang akak jeyek"

"Ya emang jelek" saut Guanlin

"PWAPAAA!!!" Kesal Ayden yang membuat Renjun hanya menggeleng.

Sekitar satu jam perjalanan yang mereka tempuh karena jalanan yang lumayan macet hingga kini mereka sudah sampai di rumah sakit tempat dimana tetangga samping rumah mereka melahirkan anak keduanya.

"Beneran laki lagi ya yang?" Tanya Guanlin sembari menggandeng Ayden berjalan memasuki rumah sakit menuju ruang rawat inap tetangganya itu.

"Iya"

"Waduh nih kita bertiga belum ada yang ngegolin cewek nih"

Renjun menoleh. "lah? Kenapa emangnya?"

"Kan kalo cewek bisa ada gemes gemesnya"

"Emangnya anak kita gaada yang gemes?! Harus banget cewek? Oh iya biar kayak Meysa ya? Gemes"

Guanlin menghentikan langkahnya. "Lah bahas Meysa lagi?"

Renjun menggidikan bahunya dan berjalan mendahului Guanlin.

"Acian diambekin pwapi" ucap Ayden membuat Guanlin menunduk melihat bocah mungil di bawahnya yang sedang meledeknya itu

"Dih? Apa nih ngeledekin Papi"

Ayden menutup mulutnya dan terkekeh, ia melepas tangan Guanlin dan berlari menyusul Papinya.

"Jennn!!" Panggil Renjun yang melihat Jeno sedang berdiri di depan ruangan setelah mengobrol dengan suster.

Jeno menoleh dan ikut melambaikan tangannya. "Oit! Udah sampe lu pada?"

Renjun mengangguk dan mendekat disusul dengan Guanlin.

"Uncle enoo mana dedekna?" Tanya Ayden

"Itu di dalam. Masuk aja tuh ada Jisung lagi liatin adeknya"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang